IPOL.ID – Puluhan ribu warga Iran turun ke jalan Sabtu (11/2) di Teheran dan kota-kota besar lainnya untuk memperingati 44 tahun Revolusi Islam.
Setelah pembebasan dua tahun terakhir akibat pandemi, tahun ini banyak orang yang mengibarkan bendera dengan berjalan kaki dan berkumpul di Alun-alun Azadi (Kebebasan), salah satu landmark paling menonjol di ibu kota, meskipun suhunya dingin.
Mereka meneriakkan “Ganyang AS”, “Ganyang Israel”, “Ganyang Inggris” dan “Ganyang pengkhianat Al Saud,” kata seorang jurnalis AFP dikutip Minggu (12/2).
Orang-orang mengangkat foto pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei serta mendiang Ayatollah Ruhollah Khomeini, pendiri republik Islam, dan jenderal terhormat Qasem Soleimani, yang tewas dalam serangan udara AS di bandara Baghdad pada Januari 2020.
Mereka juga memegang plakat bertuliskan “Kami berdiri sampai akhir”, “Iran yang bersatu, kuat dan stabil” dan “Kami mematuhi pemimpin”.
Rudal balistik Sejjil dan pesawat tak berawak Shahed 136 dipajang di sekitar alun-alun tempat Presiden Ebrahim Raisi mengatakan orang-orang berkumpul untuk memperbarui “kesetiaan” mereka pada revolusi.
“Janji kesetiaan ini jauh lebih besar daripada suara” kepercayaan di republik Islam itu,” kata presiden ultra-konservatif itu.
Perayaan tersebut menandai hari jatuhnya pemerintahan Syah 10 hari setelah ulama Syiah Khomeini kembali dari pengasingan dan memimpin pemberontakan pada Februari 1979.
Shah Mohammad Reza Pahlavi telah melarikan diri dari Iran pada bulan Januari tahun itu, setelah berbulan-bulan protes terhadap pemerintahannya. (Far)
Rakyat Iran Rayakan Peringatan 44 Tahun Revolusi Islam
