Teknologi HAPS ini juga dapat menawarkan integrasi tanpa batas dengan jaringan terestrial
dan operator menara, kompatibilitas 5G, dan konektivitas di semua iklim, kondisi, dan topografi. Teknologi “last mile connectivity” (dimana saja dan kapan saja) milik SPL ini tidak
mensyaratkan belanja modal yang besar dalam penyediaan infrastruktur yang inovatif, berpotensi cepat diimplementasikan serta ramah lingkungan.
“Kami senang dapat bekerja sama dengan PROTELINDO dalam pengembangan teknologi stratosfer 5G milik kami dan rencana produksi pesawat HAPS bertenaga hidrogen serta penyediaan layanan telekomunikasi menyeluruh (full services),” ujar CEO SPL Richard
Deakin.
“Kami percaya pesawat HAPS milik SPL dapat berfungsi sebagai “tower in the sky”
khususnya untuk area dengan tantangan jangkauan telekomunikasi,” kata Ferdinandus Aming Santoso, CEO PROTELINDO Group. “Teknologi HAPS ini sejalan dengan kebutuhan telekomunikasi dan konektivitas saat ini, baik di negara maju maupun berkembang,” paparnya. (bam)