“Saya tidak setuju, bukan apa, kayaknya miskin ekstrem, kita hina banget gitu. Ya sudah kita validasi, klarifikasi bagaimana sebetulnya. Memang betul di Kalibaru ada sekitar 8 RW yang kumuh, RW 1, RW 4, RW 6, RW 7, RW 10, RW 12, RW 13, dan RW 15. Yang kumuh banget di RW 4,” kata Slamet.
Eksekutif Direktur Peduli Jakarta, Melny Nova Katuuk, atau akrab disapa Nova menuturkan, dari hasil verifikasi di 25 KK, terdapat 23 KK yang memiliki pengeluaran di atas Rp.1 juta per bulan. Angka tersebut, kata Nova, jauh dari kategori miskin ekstrem yang disampaikan BPS DKI beberapa waktu lalu yakni dengan pengeluaran Rp 11.633 per hari.
“Bahkan ada 1 KK yang dikategorikan miskin ekstrem, ternyata berpenghasilan Rp300 ribu per hari dan tinggal di rumah dua lantai. Memang dari hasil pendataan di 25 KK tersebut, hampir semua adalah buruh dan nelayan. Jadi warga ini tidak memiliki penghasilan tetap,” kata Nova.
Tetapi, lanjut Nova, berdasarkan hasil pengambilan data dan wawancara, mereka mampu membiayai kebutuhan sehari-hari, seperti biaya listrik dan makan. Bahkan ada 3 KK yang mampu berlangganan WIFI sebesar Rp.250.000/bulan atau setidaknya mampu membeli pulsa telepon genggam.