IPOL.ID – Sebanyak 11 orang meninggal dunia dalam peristiwa bencana tanah longsor di wilayah Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Senin (6/3). Sekitar 47 orang lainnya dinyatakan hilang dan masih dalam pencarian.
Sehingga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang menuju lokasi bencana di Natuna, sedianya bakal menyiapkan langkah-langkah tanggap darurat.
Tiba di Lanud Raden Sadjad Ranai, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Selasa (7/3). Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto beserta rombongan disambut cuaca mendung berawan dengan angin cukup kencang.
Menurut otoritas bandara, cuaca seperti itu tidak memungkinkan apabila harus meneruskan perjalanan menuju Serasan lokasi tanah longsor, baik melalui udara maupun jalur laut.
Dalam pantauan kondisi cuaca dari satelit Himawari, wilayah Natuna-Serasan-Serawak terpantau adanya kumpulan awan hujan dengan indikator warna oranye hingga merah.
Atas pertimbangan tersebut, maka Kepala BNPB memerintahkan agar menunda keberangkatan menuju Serasan hingga kondisi cuaca membaik. Sambil melakukan persiapan langkah-langkah tanggap darurat bersama pemerintah provins Keprii dan kabupaten Natuna.
Rencananya akan dilakukan perjalanan menuju Serasan pada malam hari menggunakan jalur laut. Pihak Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau telah menyiagakan satu kapal Ferry.
“Atas pertimbangan cuaca maka kami memutuskan menunda dulu perjalanan sampai situasi dan konfusi memungkinkan, sambil berkoordinasi bersama pemerintah daerah, dan menunggu 2 unit heli yang bakal mendarat malam ini,” kata Suharyanto, Selasa.
Lebih lanjut, Kepala BNPB mengintruksikan kepada seluruh otoritas agar terus memantau perkembangan cuaca. Apabila memungkinkan maka bakal segera dilanjutkan perjalanan baik melalui udara maupun jalur laut.
“Kami minta pihak terkait agar terus memantau dan melaporkan kondisi cuaca sehingga tim dapat melanjutkan misi ke Serasan,” tegas Suharyanto.
Berdasarkan perkembangan data per sore ini, sekitar pukul 17.00 WIB, jumlah korban meninggal dunia akibat tanah longsor di wilayah Natuna menjadi 11 orang dan 6 sudah teridentifikasi.
Sementara, masih ada 47 orang dinyatakan hilang, 5 luka berat dan 3 luka sedang. Selain itu, data pengungsian ada sebanyak 1.216 warga tersebar di empat titik.
“Yang meninggal bertambah jadi 11 orang. Enam orang sudah teridentifikasi,” ungkap Suharyanto.
Sebelumnya, sebanyak 10 orang dilaporkan meninggal dunia setelah terdampak bencana tanah longsor yang terjadi di Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Senin (6/3).
Berdasar laporan yang dihimpun Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sore tadi, peristiwa itu dipicu oleh intensitas curah hujan yang tinggi ditambah kondisi tanah labil.
Kepala Bidang Kedaruratan, Pusdalops PB dan Logistik BPBD Provinsi Kepulauan Riau, Junainah menerangkan, data korban meninggal dunia masih berpotensi berubah. Karena hingga saat ini proses evakuasi masih berlangsung.
“Baru perkiraan. Kemungkinan data dapat berubah-ubah. Informasi terakhir tadi memang sudah ada kantong jenazah sebanyak 10 kantong yang sudah terisi,” ungkap Junainah pada wartawan, Senin (6/3). (Joesvicar Iqbal)