“Untuk menciptakan permintaan, kita lakukan promosi intensif kepada siswa, kepala sekolah dan orang tua. Kita kenalkan mereka dengan Indonesia agar mereka tertarik dan mau belajar bahasa Indonesia. Sementara untuk menjawab persoalan kurangnya penawaran, kami akan mengundang guru dari Indonesia untuk mengisi kekosongan guru bahasa di sekolah-sekolah Australia”, jelas Najib.
Najib terus melakukan komunikasi dengan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan pimpinan perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki program studi Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) agar dapat mengirimkan guru bantu ke Australia. “Nantinya guru bantu bisa disebar ke sekolah-sekolah di Australia yang membutuhkan,” imbuh Najib dilansir kemdikbudritek.go.id.
Menurutnya, peluang untuk mengirimkan guru bantu sangat terbuka. Terlihat dari beberapa universitas di Indonesia yang menyetujui untuk mengirimkan mahasiswa yang sedang praktek mengajar untuk menjadi guru bantu di Australia. “Badan Bahasa juga siap mendukung pengiriman guru maupun peningkatan kapasitas guru di Australia. Kita perlu bicarakan bagaimana teknis selanjutnya agar bisa berjalan dengan baik,” jelas Najib lebih lanjut.