IPOL.ID – Dalam melestarikan budaya lokal, Ganjar Muda Padjajaran (GMP) menggelar pawai kesenian Bebegig di sebuah desa di Kecamatan Sukamantri, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat, Minggu (5/3).
Ketua Umum (Ketum) GMP, Rendra mengatakan, kegiatan itu merupakan bagian dari pelestarian budaya lokal yang ada di Daerah Ciamis. Pawai itu bekerja sama dengan padepokan Brajagati yang pimpinannya bernama Medi Tarmedi.
“Kesenian Bebegig ini harus kami angkat, banyak orang yang belum tau dari Sukamantri ini ada pertunjukkan Bebegig. Kalau di Ponorogo ada Reog, di wilayah Sukamantri kami punya yang namanya Bebegig,” tutur Rendra usai kegiatan itu.
Ketum GMP mengaku bersyukur karena pawai Bebegig itu disambut baik dan masyarakat antusias.
Menurutnya, kesenian ini sebagai hiburan rakyat, meningkatkan persatuan dan kesatuan. Selain itu, memiliki manfaat lainnya.
“Ada 20 Bebegig yang keluar, kami arak-arakan pawai berjalan sepanjang 10 kilometer (km), kami liat sama-sama ada ribuan orang keluar rumahnya karena melihat keramaian (Bebegig),” ujar Rendra.
Menurutnya, pelestarian kesenian Bebegig merupakan warisan nenek moyang. Sehingga, dia menyatakan komitmennya untuk terus berkolaborasi dengan para seniman untuk melestarikan kesenian Bebegig.
Selain melestarikan kesenian khas daerah, kesenian ini juga mampu meningkatkan nilai ekonomi kepada masyarakat.
“GMP ingin mengangkat kembali bahwa di wilayah Sukamantri punya kekayaan kebudayaan, yaitu Bebegig,” imbuhnya.
Pawai itu diikuti oleh puluhan Bebegig yang bertopeng dengan karakter beda-beda. Wujudnya yang seram dan besar, serta untaian rambut ikal panjang. Bebegig itu dimainkan oleh para anak muda hingga dewasa.
Sekadar diketahui bahwa Bebegig sendiri terbuat dari bahan-bahan, di antaranya untuk rambut dari pohon waregu dan pohon kadaka, dan bunga pohon rotan.
Kemudian topeng dari kayu albasiah, pakaian dari ijuk pohon kawung, dilengkapi dengan lonceng terbuat dari kayu pohon nangka, ditambah kerincing logam kuningan.
Kesenian Bebegig biasanya ditampilkan pada saat memperingati Hari Kemerdekaan RI 17 Agustus, atau panggilan oleh perorangan maupun kelompok. Ada ribuan karakter topeng dalam kesenian Bebegig itu.
Dalam pawai Bebegig itu, ada juga musik pengiring yang dimainkan dengan alat musik angklung hingga dog-dog, serta penyanyi. Dalam rangkaian pawai juga dilantunkan lagu tentang Ganjar Pranowo.
Menurutnya, lagu tersebut merupakan salah satu cara mensosialisasikan Ganjar Pranowo. Hal itu sesuai dengan visi-misi GMP untuk ‘Menjabarkan Ganjar, dan Meng-Ganjarkan Jawa Barat’.
“Sebagai cara GMP mensosialisasikan Pak Ganjar dengan cara asyik dan menyenangkan,” pungkas Rendra. (Joesvicar Iqbal/msb)