Dia memperkirakan lonjakan omzet 70 persen ini sulit naik hingga memasuki bulan Ramadan 1444 Hijriah, mengingat di pertengahan Ramadan sudah tidak banyak warga membeli kurma.
“Jadi walau omzet sekarang naik tetap tidak sebanding, karena pada Ramadan Tahun 2019 ke bawah omzet selalu di atas 100 persen. Penjualan kurma mendekati lebaran juga kembali normal,” ujar Jacob.
Selain daya beli yang belum pulih total dari dampak Pandemi COVID-19, tren masyarakat memilih belanja melalui online atau market place diduga turut mempengaruhi penurunan omzet.
Pedagang Kurma di Pasar Jatinegara lainnya, Turi mengungkapkan hal sama, menurutnya, sejak satu pekan menjelang Ramadan 1444 Hijriah terjadi lonjakan omzet hingga 50 persen dari hari biasa.
Varian banyak digemari pembeli di kios Turi di antaranya jenis Kurma Mesir, Kurma Kalas yang harganya terjangkau masyarakat dengan harga berkisar Rp40.000 per kilogram.
“Kalau paling mahal Kurma Ajwa, itu per kilogramnya Rp240.000 peminatnya banyak juga. Alhamdulillah ada saja,” tukas Turi.