IPOL.ID – Kinerja keuangan PT Jamkrindo Syariah (Jamsyar) terus memperlihatkan konsistensinya. Setelah dalam beberapa tahun terakhir mencetak pertumbuhan laba fantastis, saat inipun Jamsyar tetap mencatat pertumbuhan positif. Berdasarkan laporan keuangan audited tahun 2022, Laba bersih tumbuh 12,77% YoY dari Rp168,16 miliar menjadi Rp. 189,63 miliar.
“Alhamdulillah, di bulan penuh berkah ini, kami juga menerima predikat wajar tanpa pengecualian serta pemegang saham yang mempercayakan dividen kami gunakan kembali sepenuhnya untuk penambahan modal. Sehingga ke depan permodalan kami semakin kuat,” ujar Direktur Utama Jamsyar, Gatot Suprabowo saat konferensi pers di Jakarta Kamis (30/3/2023).
Ketika ditanya ipol.id, apa saja produk Jamsyar yang menyumbang laba terbesar, Direktur Operasional Jamsyar, Achmad Sonhadji mengaku ada tiga. “Ada tiga besar, disumbang oleh jenis jasa Surety Ship/Surety Bond, Kontra Bank Garansi dan Penjaminan Kredit Usaha Rakyat (KUR),” ujar Sonhadji.
Selain itu, laba Jamsyar juga didapat dari beberapa produk lain. Yakni Customs Bond, Penjaminan Pembiayaan Multiguna, Penjaminan Pembiayaan Umum, Penjaminan Pembiayaan Mikro, Penjaminan Pembiayaan Konstruksi dan Pengadaan Barang/Jasa, Penjaminan Supply Chain Financing (SCF), serta Penjaminan Distribusi Barang.
Terkait performa keuangan yang stabil, Direktur Direktur Keuangan, SDM dan UMUM Jamsyar, Endang Sri Winarni mengatakan Pendapatan Kafalah Bersih (Penjaminan Bersih) JamSyar naik 10,74% YoY dari Rp264,54 miliar menjadi Rp292,96 miliar. Dari sisi total ekuitas JamSyar pada tahun 2022 juga mengalami peningkatan menjadi Rp1.145,82 Miliar dari tahun sebelumnya sebesar Rp977,04 miliar. Sedangkan dari total asset Jamsyar membukukan senilai Rp2,449 triliun.
Kinerja keuangan JamSyar yang berkinerja moncer ini dapat dibuktikan dari Laporan Keuangan yang telah selesai diaudit secara transparan dan independen oleh Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana, Rintis, dan Rekan (Firma anggota jaringan global PwC) yang di-release pada tanggal 28 Maret 2023 dengan opini “Audit tanpa Modifikasian” (Wajar tanpa Pengecualian).
JamSyar juga memiliki Cadangan Teknis yang dihitung oleh Konsultan Aktuaria Independen Padma Radya Aktuaria dan diaudit oleh PricewaterhouseCoopers (PwC) berupa Cadangan Klaim dan Imbal Jasa Kafalah ditangguhkan yang mampu untuk menjawab tantangan dimasa yang akan datang. Hal ini menunjukan bahwa Jamsyar selalu istimewa. Di tahun buku 2022 JamSyar memiliki Cadangan klaim Rp366,89 miliar dan imbal jasa kafalah ditangguhkan sebesar 715,19 miliar, artinya JamSyar dinilai cukup untuk menanggung arus kas masa depan terkait dengan liabilitas atas klaim dalam penyelesaian dan juga risiko yang belum dijalani (Unexpired risk reserve).
“Menghadapi situasi perekonomian yang kurang pasti ke depan, kami terus memperkuat lini bisnis dengan risiko rendah, dan begitu juga sebaliknya, mengambil porsi kecil terhadap produk bisnis berisiko tinggi. Itu semua dilakukan agar keuangan kami sehat,” ujar Gatot Suprabowo.
Dikatakan, dari sisi rasio klaim Jamsyar mencatat sebesar 31,79% dan Default Rate sebesar 0,48%. Ga Hal ini menunjukkan JamSyar mampu meningkatkan kualitas penjaminan yang menjadi salah satu fondasi bagi sustainability growth perusahaan.
Sebagai wajib pajak, JamSyar juga patuh dalam menjalankan sistem perpajakan sesuai ketentuan perundang-undangan secara baik dan benar. Ditahun 2022, JamSyar membayarkan pajak senilai Rp45,4 miliar.
JamSyar merupakan anak perusahaan dari PT Jamkrindo dimana 99,929% kepemilikan saham dimiliki oleh PT Jamkrindo dan 0,071% dimiliki oleh Koperasi Warga Jamkrindo Sejahtera (KOWAJASA). PT Jamkrindo sendiri adalah perseroan milik negara. Dengan laba sebesar Rp189,63 miliar dan pembayaran pajak sebesar Rp45,4 miliar maka JamSyar turut berkontribusi kepada negara.
Sebagai salah satu lembaga keuangan syariah, Jamsyar juga patuh terhadap ketentuan zakat, dimana di tahun 2022, Jamsyar membukukan zakat sebesar Rp6 miliar yang akan disalurkan kepada mustahik yang membutuhkan.
JamSyar selalu berkomitmen mendukung program pemerintah melalui mekanisme penjaminan dengan produk Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kredit Modal Kerja Pemulihan Ekonomi Nasional (KMK PEN) serta Proyek Strategis Nasional (PSN) antara lain: Pembangunan Infrastruktur Ibukota Negara (IKN) Pembangunan Infrastruktur Layanan Umum. Selama tahun 2022 JamSyar telah menjamin 871.689 terjamin. JamSyar juga terus melakukan perbaikan layanan untuk menunjang kenyamanan stakeholder. Dimana saat ini, terjadi perubahan pola di masyarakat dari transaksi tradisional ke platform digital. Ditahun 2022 JamSyar telah mengembangkan aplikasi MyJamSyar untuk Produk Surety Bond dan Custom Bond sehingga dapat memudahkan nasabah mengajukan penjaminan langsung. Terbukti dari meningkatnya volume penjaminan Surety Bond tahun 2021 sebesar Rp16,64 triliun dan tahun 2022 menjadi sebesar Rp18,95 triliun atau tumbuh 13,87% YoY.
“Saya selalu mengingatkan, bahwa JamSyar harus selalu sehat agar dapat terus mendukung program-program pemerintah yang dapat mendorong ekonomi kerakyatan seperti UMKM dan mendukung proyek strategis nasional. Tak hanya itu, dengan Roadmap bisnis JamSyar yang terus memperluas jaringan dan layanan diharapkan dapat membantu pertumbuhan bisnis di Indonesia ke arah yang lebih baik,” pungkas Gatot. (timur/msb)