IPOL.ID – Kondisi jenazah korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, yang hangus jadi kendala identifikasi. Dilakukan Tim Disaster Victim Identification (DVI) di Rumah Sakit (RS) Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.
Kepala Biro Dokter Kepolisian (Karodokpol) Pusdokkes Polri, Brigjen Nyoman Eddy Purnama Wirawan menerangkan, kondisi ini membuat jenazah korban sulit teridentifikasi. Parameter proses identifikasi DVI melalui pencocokan data antemortem dan postmortem yaitu sidik jari, sehingga dipengaruhi kondisi fisik atau luar jenazah.
“Karena dalam kondisi hangus, itu kendalanya di situ. Beberapa (jenazah) sidik jari ada yang masih (bisa diperiksa),” ujar Brigjen Nyoman di RS Polri Kramat Jati, Minggu (5/3) sore.
Berdasar hasil pemeriksaan Tim DVI di posko postmortem, dari 15 jenazah yang yang dibawa ke RS Polri Kramat Jati ada sembilan korban yang jenazahnya mengalami luka bakar grade 2 dan 3.
Namun enam jenazah korban sudah mengalami luka bakar lebih lanjut, sehingga harus diidentifikasi menggunakan pencocokan data DNA dan peta gigi geligi.
“Jadi kita ambil DNA. Kemarin kita ambil sampel DNA hari Sabtu (4/3). Biasanya proses (identifikasi DNA) satu minggu, mudah-mudahan bisa percepat. Kita yang penting bekerja teliti,” ucapnya.
Nyoman menargetkan proses pencocokan data DNA antemortem dari pihak keluarga korban dengan postmortem dari jenazah melalui uji laboratorium forensik dapat rampung dalam empat hari.
Selain kondisi jenazah, masih kurangnya data pembanding antemortem dari pihak keluarga belum lengkap untuk proses identifikasi turut menjadi kendala proses identifikasi Tim DVI.
“Menggunakan sidik jari tiga (jenazah teridentifikasi). Setelah itu gigi dan DNA. Kita juga menunggu data pembanding. Kesulitan kita baru 14 disampaikan (data), padahal jenazah 15,” tukasnya. (Joesvicar Iqbal)