Walau dinilai memiliki standar ganda, faktanya, kata Anshar, saat pagelaran piala dunia 2022 di Qatar, FIFA pun menghormati aturan-aturan yang diterapkan Qatar sebagai tuan rumah. Di situ ia menilai FIFA menunjukkan independensi dan netralitasnya.
Sehingga praktik-praktik yang selama ini tidak menjadi persoalan jika Pildun dilaksanakan di luar negara Islam, beberapa kebiasaan itu dihilangkan saat pelaksanaan Pildun di Qatar. Ketika itu banyak negara yang menolak hal ini, tapi FIFA tak bergeming sedikitpun, mereka tetap menghormati Qatar sebagai tuan rumah.
“Dari hal ini kita bisa menyimpulkan FIFA memiliki independensi tersendiri yang tidak bisa diintervensi oleh siapapun bahkan oleh negara,” ujarnya.
Pada bagian lain, Ketua Letho Anshar Ilo juga mengingatkan agar olahraga diperjuangakn untuk kepentingan nasional dan bukan untuk segelintir golongan saja. Apalagi sarana prasarana serta pembinaan yang telah dibangun untuk kepentingan mengharumkan nama bangsa, tidak boleh dinodai oleh kepentingan politik praktis dan pragmatis yang merugikan kemashalatan orang banyak. “Ini sangat tidak dibenarkan, modus-modus seperti ini yang harus kita tolak jika politik terlibat dalam olahraga,” pungkasnya. (timur)