Diakuinya, pelibatan TNI di ruang publik telah memiliki aturan tersendiri. Terutama, ungkapnya, dalam hal pemakaian atribut dan sebagainya sehingga tidak berkesan seperti siaga satu.
Sebelumnya, Transjakarta melibatkan aparat TNI untuk berpatroli di armada bus Transjakarta. Pelibatan TNI ini diharapkan bisa mengantisipasi kejadian pelecehan seksual di dalam bus Transjakarta.
“Kalau selama ini petugas keamanan berjaga-jaga di halte-halte untuk mencegah tindak pidana kriminal. Lantas untuk menghadapi predator seks, petugas-petugas tersebut kita alihkan untuk menjaga ke dalam bus-bus layanan TransJakarta,” ujar Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT TransJakarta Apriastini Bakti Bugiansri.
Apriastini menyatakan Transjakarta berupaya menekan kasus pelecehan seksual yang terjadi di bus dan area halte. Menurutnya, langkah ini sekaligus merespon atensi Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono beberapa waktu lalu.
“TransJakarta ingin memberikan rasa aman dan nyaman dalam mencegah dan menghentikan tindak pelecehan seksual,” katanya.