Selain itu, pelatihan itu juga ditujukan untuk menciptakan kemandirian pada masyarakat. Sehingga bila ada kerabatnya di lingkungannya yang meninggal, mereka bisa mengurusnya secara mandiri.
“Tidak hanya menunggu dari yang benar-benar ahlinya, seperti ustaz, kiai, dan lain sebagainya. Ketika ada kendala, misalnya banjir, masyarakat bisa langsung melaksanakan pemulasaraan jenazah,” tukasnya.
Wicaksana mengatakan, pemulasaran jenazah yang baik adalah yang dilakukan sesegera mungkin. Sehingga amat penting bagi masyarakat untuk mengetahui bagaimana praktik pemulasaraan jenazah.
“Ini juga jadi momen untuk memperbaiki diri kita, mengingat bahwa kami tahu kapan waktu kita akan dimandikan, dikafani, disolati, dan dikuburkan,” tutup Wicaksana. (Joesvicar Iqbal/msb)