Mereka sudah sejak puluhan tahun lalu hidup bersama mengamalkan, membangun dan melestarikan berbagai nilai kehidupan di pesantren yang didirikan oleh KH Ahmad Sahal, KH Zainudin Fanani, dan KH Imam Zarkasyi, tersebut.
“Ada nilai keikhlasan, persaudaraan, kebebasan, dan lainnya, yang semua itu membentuk karakter para alumni menjadi insan yang inspiratif membangun negeri ini,” kata anggota badan wakaf Pondok Modern Darussalam Gontor itu.
Banyak alumni Gontor yang berkiprah di masyarakat dalam berbagai bidang. Mulai mendakwahkan Islam di daerah terpencil, hingga berkiprah di tingkat nasional dan internasional. Namun, berbagai profesi dan medan dakwah yang berbeda itu, disatukan dalam semangat ukhuwah dan kebersamaan sebagai anak didikan Pondok Modern Darussalam Gontor.
Pertandingan sepakbola antaralumni, kata pendakwah jebolan Universitas Islam Madinah ini, adalah kebersamaan, persatuan, dan keakraban, di tengah berbagai kearifan pandangan dan keragaman profesi yang ditekuni selama ini.
Pengasuh Pesantren La Tansa, Lebak, Banten, KH Adrian Mafatihallah Kariem, mengatakan, pertandingan sepak bola ini bukan sembarang kompetisi. Sebabnya, para pemain yang menunjukkan keahlian di dalam pertandingan ini adalah para senior, guru, dan teladan alumni Gontor.