IPOL.ID – Menjelang bulan suci Ramadan, aparat Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jakarta Timur (Jaktim) bergerak melaksanakan operasi penyakit masyarakat (Pekat). Guna mencegah peredaran minuman keras (miras).
Dalam operasi pekat dilakukan di wilayah Kelurahan Pondok Kelapa, Kecamatan Duren Sawit, pada Sabtu (18/3) malam mendapat perlawanan.
Sejumlah pedagang warung jamu yang jelas kedapatan menjual miras tanpa izin edar, menolak dagangannya diangkut aparat.
Ada saja alasannya mereka, sejumlah pedagang menolak dagangan mereka diangkut dengan alasan sebelumnya sudah sudah terjaring razia peredaran miras ilegal beberapa waktu lalu oleh petugas gabungan.
“Baru diambil, masa kita digaruk (terjaring razia) lagi. Aku malu, bikin malu sama warga,” kata seorang pedagang warung jamu yang menolak dagangannya diangkut petugas Satpol PP.
Namun karena dinyatakan melanggar ketertiban umum, petugas Satpol PP, Polres, dan Kodim 0505 Jakarta Timur tetap mengangkut barang dagangan miras dari warung jamu pedagang itu.
Perwira Piket Satpol PP Jakarta Timur, Sularna mengatakan bahwa dalam operasi pekat pada Sabtu malam tersebut pihaknya mengamankan puluhan botol miras, hingga satu galon miras oplosan.
“Dari hasil operasi pekat tadi kita dapatkan empat dus, 36 botol, berikut satu galon gingseng (jenis minuman) oplosan,” kata Sularna di Duren Sawit, Minggu (19/3).
Diutarakannya, operasi pekat dengan sasaran mencegah peredaran miras, pekerja seks komersial (PSK), Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) ini akan terus dilakukan untuk di Jakarta Timur.
Diharapkan dengan operasi pekat dilakukan petugas gabungan di masing-masing kecamatan di Jaktim dapat memberikan rasa nyaman terhadap warga, khususnya di bulan Ramadan 1444 Hijriah.
“Apalagi ini menjelang bulan puasa. Mudah-mudahan menambah kenyamanan saudara-saudara kita yang muslim yang akan menjalankan ibadah puasa,” ujar Sularna.
Sementara itu, warga Duren Sawit, Jess, 41, karyawan swasta mengatakan, sudah seharusnya memasuki bulan suci Ramadan ini petugas terkait yang sesuai tupoksinya masing-masing pada bergerak, jangan pada diam saja. Mencegah lebih baik dari pada sudah kejadian.
Maksudnya, sambung dia, biasanya kalau puasa tawuran masih suka terjadi. Orang pada mabuk dan tidak ingat kalau lagi bulannya puasa Ramadan.
“Kan biasanya begitu, berkaca saja Pak dari tahun-tahun sebelumnya, yang sudah terjadi bagaimana, ya makanya petugas terkait harus gencar lakukan razia penyakit masyarakat,” tegas Jess. (Joesvicar Iqbal)