IPOL.ID – Dalam penanganan darurat pascabencana tanah longsor di Pulau Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, akses jalan masih tertutup material. Petugas gabungan terkendala cuaca dan hujan yang masih terjadi.
Kondisi tersebut diutarakan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto bahwa hingga hari ketiga, akses jalan masih terputus karena tertutup material longsoran. Kendala utama dihadapi dalam proses pembukaan jalan tersebut karena kondisi cuaca sangat dinamis, dan hujan masih kerap terjadi.
Kepala BNPB memastikan bahwa pemerintah melalui Kementerian PUPR akan menambah alat berat. Sehingga jalur yang masih tertutup itu dapat dibuka dengan target pengerjaan selama dua hari.
“PUPR akan membuka jalan itu paling lama dua hari. Yang longsor itu kan tertutup jalannya kurang lebih 150 meter ini akan diupayakan untuk dua hari sudah bisa tembus,” ujar Suharyanto saat konferensi pers di Lanud Raden Sadjad Ranai, Natuna, Kamis (9/3).
Setelah akses jalan sudah dapat terhubung, maka tiang-tiang listrik akan mulai dipasang dan dipulihkan kembali sehingga kebutuhan kelistrikan dapat kembali normal. Menurutnya, ada tujuh tiang yang roboh karena terdampak material longsor.
“Ada tujuh tiang yang roboh. Ini kalau jalannya sudah terbuka akan dipasang tiang-tiang tersebut,” kata Suharyanto.
Lebih jauh, penanganan darurat pascabencana tanah longsor di Pulau Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau pada hari ketiga ada kemajuan dan sudah menunjukan adanya progres lebih baik.
Berdasarkan data perkembangan pencarian dan pertolongan per Kamis (9/3) sudah ada 30 jenazah ditemukan dan sudah teridentifikasi. Sedangkan masih ada 24 warga masih dinyatakan hilang. Jumlah warga pengungsi masih di angka 1.216 jiwa dan terbagi di empat titik lokasi.
“Di hari ketiga pascabencana sudah ada progres lebih baik,” kata Kepala BNPB.
Suharyanto merinci beberapa perkembangan progres sudah tampak di lapangan mulai dari pulihnya sistem jaringan komunikasi. Pihak penyedia layanan jaringan telekomunikasi nasional di Pulau Serasan sudah memperbaiki perangkat tower BTS hingga dapat kembali beroperasi sejak pukul 12.00 WIB.
Sebagai cadangan, Kepala BNPB mengatakan, ada beberapa perangkat telepon satelit disediakan oleh BNPB, Korem dan Mabesad. Dia memastikan bahwa seluruh perangkat itu dapat digunakan sewaktu-waktu dalam keadaan darurat.
“Seluruh alat komunikasi sudah jalan. Ada lima BTS yang sudah beroperasi. BNPB juga ada dua telepon satelit, dari korem, mabesad ada lima telepon satelit yang bisa digunakan,” kata Suharyanto.
Menyinggung mengenai kebutuhan dasar pengungsi, Kepala BNPB memastikan bahwa segala yang dibutuhkan warga di pengungsian sampai saat ini tidak ada masalah. Pengungsi dipastikan tidak kekurangan dalam pemenuhan air bersih. “Air tidak ada masalah,” kata Suharyanto.
Di samping itu, bantuan untuk warga pengungsi hingga hari ini tak henti berdatangan. Pemerintah Pusat melalui BNPB pun kembali mengirimkan bantuan dengan total 16 ton melalui jalur laut. Kepala BNPB memastikan bahwa seluruh bantuan yang telah tiba di Serasan akan segera dibagikan, sesuai dengan hasil koordinasi yang dilakukan.
“Kebutuhan logistik dasar daripada pengungsi yang 1.216 sampai hari ini sudah terdukung. Dari pemerintah pusat melalui BNPB sudah ada 16 ton yang sudah sampai di Pulau Serasan dan harus segera dibagikan ke masyarakat terdampak,” pungkasnya. (Joesvicar Iqbal)
Progres Penanganan Darurat Bencana Tanah Longsor Natuna, Akses Jalan Masih Terputus, Ini Kendalanya
