“Apa yang ditakutin oleh dunia saat ini bukan lagi pandemi, bukan lagi perang, tetapi lebih mengerikan yang ditakuti oleh semua negara adalah perubahan iklim dan perubahan iklim itu menyebabkan frekuensi bencana alam di dunia naik drastis,” papar Presiden Jokowi saat membuka Rakornas PB BNPB 2023 di JiExpo Kemayoran.
Menurut Jokowi, dalam satu dekade terakhir ini Indonesia menempati peringkat ketiga teratas di dunia sebagai negara paling rawan becana. Sebagai catatan, Tahun 2010 jumlah kejadian bencana di Tanah Air ada sebanyak 1.945 kali dan di 2022 menjadi 3.544.
“Indonesia menempati 3 teratas paling rawan bencana, cara kita ingin naik 81 persen frekuensi bencana alamnya dari Tahun 2010 mencapai 1.945 bencana. Di 2022 menjadi 3.544,” tutur Presiden Jokowi.
Melihat adanya peningkatan kejadian bencana itu, Jokowi meminta agar segenap komponen penanggulangan bencana agar selalu siaga dan waspada. Baik dalam pra bencana, tanggap darurat maupun pascabencana. Presiden meminta agar hal itu selalu dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan.