IPOL.ID – Warga korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, diduga tidak mendengar suara tanda peringatan bahaya sebelum depo kebakaran dan menghancurkan sejumlah rumah warga sekitarnya.
Hal tersebut diutarakan oleh Hamidah, 33, yang saat ini tengah berduka karena kehilangan ayahnya, Ali, 67, yang menjadi korban meninggal dunia dalam kebakaran tersebut.
Hamidah menuturkan cepatnya api menjalar dan dugaan tidak adanya tanda peringatan sebelum kebakaran membuat banyak warga menjadi korban luka berat, ringan dan meninggal. Sebab para korban tidak sempat menyelamatkan diri ketika api menjalar pada Jumat (3/3) malam lalu.
Hamidah memang tidak berada di rumah saat kejadian karena sedang bekerja. Tetapi dia mengetahui kejadian itu dari ibunya Nurlaila yang berada di lokasi dan beruntung bisa berhasil menyelamatkan diri.
“Kata ibu enggak ada (tanda peringatan alarm atau sirine). Kabur itu karena mencium bau minyak, jadi mereka (warga) sudah pada enggak kuat,” tutur Hamidah bersama suami Bowo, 39, di Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Selasa (7/3).
Bau minyak dimaksud muncul beberapa saat sebelum api berkobar hebat. Sehingga membuat warga yang bermukim di sekitar lokasi merasakan mual, pusing karena terlalu banyak menghirupnya.
Lebih jauh dikatakan, sepengetahuan Hamidah yang tinggal bersama orang tua dan anaknya sejak lama di lokasi kejadian, peristiwa kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Koja, diamuk api bukan kali ini saja.
Diungkapnya, tahun 2009 juga pernah terjadi kebakaran pada Depo Pertamina Plumpang. Saat itu, warga juga tidak mendengar tanda peringatan apa berupa alarm atau sirine agar warga dapat menyelamatkan diri.
“Tahun 2009 saya sudah tinggal di situ, jadi sudah lama juga. Dulu juga tidak ada tanda peringatan kebakaran. Enggak ada (pegawai Pertamina) yang meneriaki agar warga lari, enggak ada,” ungkap Hamidah lagi.
Setelah peristiwa kebakaran itu, Hamidah dan keluarga besar hanya bisa pasrah menunggu hasil identifikasi jenazah Ali yang dilakukan Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri.
Sejak Minggu (5/3), Hamidah sudah mendatangi posko antemortem Tim DVI di RS Polri Kramat Jati untuk menyerahkan data pembanding. Tapi hingga kini jenazah Ali belum diketahui teridentifikasi.
“Sekarang masih menunggu. Nanti setelah dinyatakan teridentifikasi jenazah mau dimakamkan di kampung, di Karawang. Kemarin diambil sampel DNA dari darah,” tambah Bowo yang mengenakan topi biru dan masker hitam itu.
Sebelumnya, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri telah rampung mengidentifikasi satu jenazah korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, pada Minggu (5/3). Jenazah korban dikenali dari pencocokan data sidik jari, gigi, dan catatan medis.
Karo Penmas Polri, Brigjen Pol Ahmad Ramadhan menerangkan, pada hari ini ada penambahan 1 jenazah lagi di Rumah Sakit Polri, sehingga sudah ada 15 kantong jenazah yang diterima, terdiri dari 9 laki-laki dan 6 perempuan.
Namun, sampai saat ini, lanjutnya, keluarga yang melapor baru 14 anggota keluarga dan sudah diambil sampel Deoxyribo Nucleic Acid (DNA).
“Sehingga kini sudah tiga (jenazah) teridentifikasi Tim DVI dari 15 jenazah korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang yang dibawa ke ruang Instalasi Forensik RS Polri,” terang Ramadhan di RS Polri, Minggu (5/3).
Dua jenazah korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang sebelumnya teridentifikasi pada Sabtu (4/3) yakni Fahrul Hidayatullah, 28, dan Moh Bukhori, 41, warga Kecamatan Koja, Jakarta Utara.
Untuk jenazah yang telah dinyatakan teridentifikasi Tim DVI berdasar pencocokan data antemortem dengan postmortem nantinya akan diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan.
“Jenazah diterima RS Polri Kramat Jati semuanya ada 15 jenazah dan satu body part (potongan tubuh). Rinciannya sembilan laki-laki dan enam perempuan,” ungkap Ramadhan.
Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri Kramat Jati, Brigjen Hariyanto menjelaskan, satu jenazah korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang yang teridentifikasi tersebut atas nama Iriana, usia 61 tahun.
“(Iriana) Beralamat di Kampung Bendungan Melayu, RT 06/RW 01, Kelurahan Rawabadak Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara,” ungkap Hariyanto di RS Polri Kramat Jati, Minggu. (Joesvicar Iqbal)