Pesawat ini juga dilengkapi sistem pertahanan terintegrasi penuh, radar warna berdaya rendah, tampilan peta bergerak digital dan sistem auto pilot digital. Juga mencakup bahan bakar yang ditingkatkan, perlindungan terhadap cuaca ekstrim, serta sistem penanganan kargo yang ditingkatkan.
Pesawat C-130J-30 atau pada model J mendapatkan mesin turboprop baru Rolls-Royce AE2100D3 dengan baling-baling komposit enam bilah, sementara C-130 model sebelumnya dengan kitiran empat bilah.
Selain itu, Lockheed Martin mengklaim model C-130J-30 adalah versi badan yang diperpanjang (4,57 m). Sehingga pesawat ini tidak aneh bila dijuluki sebagai “Super Hercules”.
Dikawasan Pasifik, model J ini digunakan oleh AU Australia (RAAF) sebanyak 12 unit seri C-130J-30 yang mulai beroperasi sejak 2014. Lalu AU Selandia Baru (RNZAF) memesan sebanyak lima C-130J-30 pada Juni 2020. Sedangkan di sia Tenggara, Indonesia adalah calon pengguna pertama keluarga Super Hercules. (timur)