Dalam penjelasannya, Country Manager Smile Train Indonesia Deasy Larasati menyatakan bahwa kondisi sumbing yang dialami oleh 1 dari 700 kelahiran bayi tersebut masih belum diketahui secara pasti penyebabnya, namun dapat berdampak pada komplikasi kesehatan seperti kesulitan makan, bernapas, mendengar, berbicara, dan bahkan dapat meningkatkan risiko malnutrisi.
“Dalam beberapa kasus, sumbing juga dapat menimbulkan efek psikologi pada anak dan menyebabkan terasingkan dari hubungan serta interaksi sosial di lingkungan sekitar. Sebagai organisasi, Smile Train menyadari bahwa beberapa hal seperti sulitnya akses ke fasilitas kesehatan, kurangnya tenaga medis, serta keterbatasan informasi menjadi tiga faktor utama yang mengakibatkan banyak pasien bibir sumbing terutama di daerah terpencil, kurang mendapatkan perhatian,” jelas Deasy.
Turut hadir dokter ahli bedah, Dr. Irsyad yang memberikan informasi mengenai pengobatan dan perawatan tepat bagi pasien sumbing. Semua ini dilakukan dalam momentum baik di bulan suci Ramadhan, menunjukkan komitmen ASDP dan Smile Train Indonesia dalam memberikan dukungan bagi masyarakat yang membutuhkan.