IPOL.ID – Ganjaran Buruh Berjuang (GBB) kembali menggagas Forum Musyawarah Hubungan Industrial (FMHI) bersama serikat pekerja, buruh, dan perwakilan perusahaan setempat.
Kegiatan yang digelar di Aula Sawala Ageung 1 Favehotel Subang, Karanganyar, Kec. Subang, Kabupaten Subang, Jawa Barat itu sebagai upaya mencari konsep hubungan industrial alternatif sebagai penguatan industri nasional dan kesejahteraan buruh.
Ketua Umum DPP GBB, Lukman Hakim mengatakan, forum itu membedah secara mendalam segala permasalahan dan mencari solusi dalam menciptakan hubungan industrial di Indonesia yang harmonis, dinamis serta berkeadilan antara pekerja dan perusahaan.
“Nah forum ini menjadi rangkaian embrio pembentukan Komisi Nasional Hubungan Industrial (Komnas HI). Diharapkan dengan forum ini kami bisa membawa atau bisa mencari ide-ide dari grassroot mencari bagaimana bisa membangun hubungan industrial yang baik ke depan,” ujar Lukman, Rabu (12/4).
Dalam FMHI tersebut, dihadiri sekitar 100 buruh berasal dari Federasi Serikat Buruh Garmen, Kerajinan, Tekstil, Kulit dan Sentra Industri (FSB Garteks), Serikat Pekerja Nasional (SPN), Federasi Serikat Pekerja Tekstil, Sandang dan Kulit (FSP TSK), dan Federasi Serikat Pekerja Logam Elektronik Mesin (FSP LEM).
Pembicara yang hadir pada forum ini, Ketua Umum GBB Lukman Hakim, Deputi Politik DPP SPN, Puji Santoso, dan Sekretaris DPK APINDO Subang, Agus Setiawan.
Kemudian Ketua Umum DPP FSB Garteks, Ary Djoko Sulistyo, Wakil Ketua Bidang Industri, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM KADIN Subang, Rohmani, HRD Manager PT Willbes Global, Nifsu Syabani, serta HRD Manager PT Pan Pacific Nasia, Nuni Nurindah Sari.
Dalam forum itu, Lukman mengumumkan bakal menggelar Musyawarah Akbar Buruh Indonesia di Tennis Indoor Senayan pada 28 Mei mendatang.
Nantinya, dalam agenda besar tersebut GBB akan membentuk Komisi Nasional Hubungan Industrial (Komnas HI), serta menetapkan Ganjar Pranowo sebagai Presiden Buruh Indonesia.
Menurut Lukman, Komnas HI berfungsi sebagai badan yang mengatur semua aspek hubungan industrial, ketenagakerjaan. Tujuannya untuk penguatan industri nasional dan kesejahteraan buruh.
“Secara umum tadi dari pembicara sudah satu visi ya, bagaimana bisa membangun penguatan di industri nasional dan juga kesejahteraan buruh. Semua sepakat bahwa pentingnya Komnas HI ke depan, bisa memaksimalkan dan memberi solusi bagi konflik perburuhan yang selama ini ada,” ujar Lukman.
Sementara, Ketua Umum DPP FSB Garteks, Ary Djoko Sulistyo menilai langkah GBB dalam FMHI ini menjadi angin segar bagi kesejahteraan para buruh serta menciptakan hubungan industrial yang baik.
“Saya pikir itu kita sambut baik, sebenarnya banyak lembaga tidak melakukan hal seperti ini ya. Bisa memberikan masukan, mencari solusi-solusi terkait kondisi ketenagakerjan di perusahaan-perusahaan yang ada, situasi yang berkembang adalah sedang tidak baik-baik saja di industri garmen tekstil dan alas kaki khususnya di situ,” ungkap Djoko.
HRD Manager PT Pan Pacific Nasia, Nuni Nurindah Sari berharap, setelah FMHI dan hadirnya Komnas HI yang digagas GBB dapat membawa harmonisasi hubungan industrial antara pekerja dan perusahaan.
“Sangat bagus sekali membangun (harmonisasi) antara pekerja dan manajemen, tentunya biar di sini ada program-program atau ke depannya lebih baik lagi,” tukas Nuni.
“Jangan sampai ke hubungan yang lebih panjang lagi misalkan Pengadilan Hubungan Industrial (PHI), menurut saya itu tidak efektif, misalkan hubungan industrial sendiri kalau misalkan ada musyawarah kekeluargaan dan di perusahaan juga ada namanya LKS bipartit maupun bipartit,” imbuh Nuni.
Pada kesempatan ini, GBB juga menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan sejumlah perusahaan di Kabupaten Subang yaitu PT. Nesia Pan Pacific Clothing, PT. Pesat Global, PT. Chenguang Plastic Packaging, dan PT. Youme Indonesia.
“Tujuannya adalah mengawali kerjasama dengan HRD perusahaan tersebut, kita membuat program-program jangka panjang dan juga memperluas dukungan untuk Pak Ganjar Pranowo,” tutup Lukman. (Joesvicar Iqbal/msb)