IPOL.ID – Imbauan Pemerintah untuk tidak menggunakan Sepeda motor dalam perjalanan mudik kurang mendapatkan respon dari para pemudik. Mereka beranggapan bahwa mudik dengan menggunakan sepeda motor masih dianggap lebih efisien, biaya murah dan lebih fleksibel.
Seperti halnya terpantau para pemudik yang menggunakan sepeda motor melintasi Jalan Raya Kalimalang, Duren Sawit, Jakarta Timur, Kamis (20/4) hingga Jumat (21/4) siang. Pemudik yang menggunakan motor ada yang membawa anak-anak dan gembolan/kardus di bagian belakang motornya.
Terkait hal tersebut, Pengamat yang juga Pemerhati Masalah Transportasi dan Hukum, Budiyanto mengatakan, aspek fleksibelitas sepeda motor disini disamping untuk sarana mobilitas dari titik pemberangkatan sampai dengan tujuan kampung halaman juga dapat digunakan untuk mondar-mandir di kampung halaman.
Menurutnya, motor dapat digunakan sebagai sarana silaturahmi mengunjungi keluarga, saudara dan rekan-rekannya di kampung halamannya.
“Sinyalemen menggunakan sepeda yang tegak lurus dengan kecelakaan lalu lintas tidak mengurangi niat yang kuat untuk mudik menggunakan sepeda motor,” kata Budiyanto saat dimintai keterangan, Jumat (21/4).
Hal tersebut dapat dilihat dari data Kementrian Perhubungan bahwa mudik dengan menggunakan sepeda motor cukup tinggi. Menempati rangking kedua setelah mobil pribadi yang mencapai diatas 25 juta lebih pengguna untuk mudik Tahun 2023 ini.
“Jumlah pemudik yang menggunakan sepeda motor begitu tinggi diharapkan tidak mengesampingkan aspek keamanan dan keselamatan,” harap dia.
Budiyanto menekankan, pastikan pengguna sepeda motor untuk mengecek kendaraannya agar dalam kondisi prima/laik jalan. Gunakan helm Standar Nasional Indonesia (SNI), sarung tangan, jaket dan sepatu demi keselamatan.
Kemudian tidak membawa penumpang lebih dari satu dan membawa barang yang berlebihan. Ikuti sesuai ketentuan bersepeda motor.
“Jangan memaksakan perjalanan apabila capai, lelah karena akan dapat mengganggu konsentrasi,” tegasnya.
Karena, menurutnya, konsentrasi sangat dibutuhkan dalam berkendara agar tetap stabil mengendarai kendaraan bermotor dan terhindar dari resiko kecelakaan.
Hasil pantauan secara kasat indra di jalan dan dari media elektronika TV sangat nampak sekali adanya kecenderungan pemudik menggunakan sepeda motor masih diwarnai pelanggaran cukup mencolok.
Pemudik menggunakan motor membawa penumpang lebih dari satu bahkan membawa anak kecil, membawa barang berlebihan, menggunakan perlengkapan dengan mengabaikan aspek keselamatan dan sebagainya.
Kemudian membawa beban cukup berat, menurut Budiyanto, sudah barang tentu akan menambah tingkat kelelahan yang tinggi, berisiko pada keseimbangan pengendalian kendaraan, dan dapat menurunkan tingkat kemampuan mengendarai motornya.
Agar kemampuan mengendarai kendaraan bermotor tetap stabil dibutuhkan fisik yang prima dan konsentrasi penuh. Kecenderungan melanggar dengan membawa penumpang lebih dari satu, membawa barang berlebihan merupakan pelanggaran lalu lintas, berpotensi terjadinya kecelakaan lalu lintas bersifat fatalitas.
Anggapan mudik menggunakan sepeda motor lebih efisien, murah dan fleksibel sah-sah saja walaupun dari data kecelakaan 63% lebih melibatkan sepeda motor, baik sebagai korban maupun pelaku.
“Sehingga mindset mitigasi untuk mengurangi risiko wajib tertanam pada setiap pemudik yang menggunakan sepeda motor”.
Untuk itu, patuhi ketentuan membawa penumpang, barang dan patuhi aturan berlalu lintas yang benar. “Jangan terjebak pada pola pemikiran menggampangkan masalah yang dapat membuka ruang terjadinya hal yang fatal di luar perhitungan logika kita,” tandasnya.
Nuansa mudik ini untuk membangun tradisi silaturahmi ketimuran dengan tidak mengabaikan aspek keamanan dan keselamatan.
“Situasinya harus diciptakan secara paralel atau bersama-sama, baik pengguna jalan maupun pemangku kepentingan yang bertanggung jawab di bidang lalu lintas dan angkutan jalan,” tutup Budiyanto. (Joesvicar Iqbal)
Pemudik Pengguna Motor Tinggi Cenderung Melanggar, Diharap Tidak Mengesampingkan Aspek Keamanan serta Keselamatan
