Hal ini yang menjadi perhatian serius. Menurut Ainul, siapa pun bebas menjadi operator asal disesuaikan dengan legalitas dan persyaratan lengkap sebagai operator. Dan bukan anggota Apsumsi, sepanjang legalitas, kompetensi dan pengalamannya menggelar kegiatan dengan baik, patut diberi ruang yang sama oleh Kemenpora.
Ainul menambahkan, pihaknya sebelumnya selama ini mudah mendapatkan izin kegiatan dari Kemenpora, namun kini menjadi sulit. “Selama 10 tahun GAN menjalankan event sepakbola anak-anak selalu mendapatkan rekomendasi dari Kemenpora, bahkan saat Covid19 pun, GAN tetap melaksanakan event secara daring (Online). Namun dalam penyenggaraan event terakhir di Bulan Februari yang lalu event kami diharuskan mendapatkan rekom dari organisasi lain sebelum diberi izin oleh Kemenpora.” Tambah Ainul.
Hal ini yang menjadi catatan khusus Ainul, bahwa seharusnya Kemenpora merangkul semua penyelenggara even pembinaan tanpa harus membuat jalur birokrasi tambahan bahkan diluar instansi pemerintah.
Kemenpora diharapkan tidak menganakemaskan satu lembaga bahkan hanya menjadikan satu lembaga yang diakui. Apalagi jika arahnya hanya menjadikan Apsumsi sebagai satunya-nya lembaga tersebut.