Manakala sholat subuh telah rampung dan memasuki zikir dan doa, imam juga punya pilihan atau cara masing-masing. Ada imam yang tetap duduk menghadap ke kiblat. Jadi, tak mengubah posisinya. Ada pula imam yang mengubah arah dudunya ke kanan.
Kemanan pun arah yang dipilih imam, kita tidak dapat mengajukan keberatan.
Pada saat prosesi sholat subuh selesai, ada imam yang bersedia dan malah berinisatif berjabatan tangan dengan jemaah yang duduk di belakang kiri kanan dekatnya, bahkan dengan jemaah lainnya. Namun ada pula yang kemudian langsung berdiri tanpa merasa perlu bersalaman dengan para jemaahnya yang duduk didekatnya, apalagi dengan para jemaah lainnya.
Apapun pilihan imannya, kita harus menerimannya dengan ikhlas dan lapang dada. Kita tidak dapat mengajukan protes terhadap pilihan para imam yang berlain-lainan, sepanjang tidak menyimpang dari akidah.
Imam juga manusia. Mungkin saja terkadang suatu ketika membaca ayat atau surat dia lupa atawa keliru. Islam rupanya juga mengajarkan suatu sistem yang bijak. Imam yang agak lupa atau keliru bagian bacaannya, diberitahu dengan lisan terutama oleh jemaah yang berada dekat di belakangnya. Kalau ada kesalahan lainnya, bahunya ditepok. Lewat cara ini biasanya imam sudah sadar dan kembali dapat membaca ayat atau tata cara sholat yang benar kembali.
Disinilah islam memberikan tata cara koreksi yang elegan buat kita jika ada pimpinan yang kebetulan tidak sesuai dengan ketentuan. Islam mengajarkan agar koreksi dilakukan dengan tidak kasar, apalagi penuh kebencian.