Pada bagian lain, keimanan dan ketaqwaan kita justeru menghendaki kita herus berangkat. Adanya hujan di subuh hari merupakan salah satu faktor penguji yang dapat menjadi ajang pembuktian keimanan dan ketaqwaan kita . Disinilah terjadi monolog dua kubu yang berseberangan pendapat dan sikap dalam diri kita.
Sebuah “monolog” yang terkadang begitu tajam:
“Ini hujan lho. Realistis aja deh. Biar pake
payung juga kemungkinan kecipratan air, dan kepala dapat jadi pusing. Gak usah dululah sholat subuh di mesjid. _Kan _ sudah rutin sholat subuh disana. Ini pengecualiian. Toh, Allah pun pasti bakal maklum,” kata satu sisi hati yang mengajurkan tak perlu sholat subuh di mesjid.
“Nah, ini justeru kesempatan memperoleh pahala dan nikmat yang lebih besar. Karena sholat subuh di mesjid tanpa ada rintangan apa-apa , itu sih biasa saja. Gak ada yang istimewa. Tapi kalau kita menerabas hujan besar ke mesjid, itu baru luar biasa… . Jalan ke mesjid manakala hujan itu merupakan pembuktian diri kita sebagai orang yang beriman dan bertaqwa,” jawab sisi hati lain yang mengajurkan tetap pergi ke mesjid.