IPOL.ID – Peristiwa gempabumi berskala magnitudo 7,3 terjadi di wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Selasa (25/4) sekitar pukul 03.00 WIB. Sontak hal tersebut membuat warga masyarakat setempat berhamburan keluar rumah.
Dilaporkan guncangan gempabumi berpusat di 0.93 LS dan 98.39 BT pada kedalaman 84 kilometer itu dirasakan di tujuh wilayah kabupaten/kota.
Menurut laporan sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dirangkum Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per pukul 05.20 WIB.
Laporan pertama, dari Kabupaten Kepulauan Mentawai, yang menjadi lokasi paling dekat pusat gempabumi bahwa guncangan kuat dirasakan oleh selama 3-5 detik sehingga menyebabkan masyarakat panik dan keluar rumah.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menerangkan, sebagian besar warga Kecamatan Siberut Barat, Kecamatan Siberut Barat Daya dan Kecamatan Siberut Utara mengungsi ke lokasi aman di dataran lebih tinggi dari perairan.
“Saat kejadian gempabumi, hujan turun sangat lebat dan arus listrik padam. Sampai saat ini tim BPBD Kabupaten Kepulauan Mentawai terus melakukan monitoring,” kata Abdul Muhari, Selasa (25/4).
Guncangan gempabumi dirasakan kuat selama kurang lebih 30 detik di Kota Padang. Dinding berderik, lampu gantung bergoyang dan beberapa benda yang berada di atas meja ada yang jatuh.
Masyarakat sempat merasa panik dan berhamburan keluar rumah, namun cukup terkendali. Bahkan warga dengan menggunakan kendaraannya menjauhi kawasan bibir pantai. Saat ini, sebagian masyarakat ada yang memilih mengungsi menjauhi laut.
Hingga pukul 03.59 WIB tidak terlihat adanya kondisi tidak normal air laut dan belum terpantau adanya kerusakan bangunan. Hingga kini, aparat gabungan bersama tim BPBD setempat terus melakukan asesmen dan monitoring di lapangan.
Dilaporkan juga di Kabupaten Pasaman Barat adanya guncangan kuat selama 3-5 detik pada saat terjadi gempa. Tetapi hal itu tidak membuat masyarakat panik dan kondisi terpantau aman terkendali. BPBD Kabupaten Pasaman Barat sedang melakukan monitoring di lapangan.
Situasi berbeda dilaporkan dari Kabupaten Padang Pariaman, masyarakat di sana sempat panik dan keluar rumah setelah merasakan guncangan gempa selama 3-5 detik. BPBD Kabupaten Padang Pariaman masih melakukan monitoring.
Hal serupa dialami masyarakat di Kabupaten Agam. Guncangan gempa dirasakan kuat selama 3-5 detik dan membuat masyarakat panik, keluar rumah. Sebagian warga di Nagari Tiku Selatan dan Nagari Tiku V Jorong di Kecamatan Tanjung Mutiara memilih mengungsi ke lokasi lebih aman. Sampai saat ini BPBD Kabupaten Agam juga terus memonitoring lapangan.
Guncangan gempa pun dirasakan kuat selama 3-5 detik di Kabupaten Nias Selatan, Provinsi Sumatera Utara. Atas guncangan itu, masyarakat di Kota Teluk Dalam mengungsi ke lokasi aman sesuai rekomendasi BPBD Kabupaten Nias Selatan.
Hasil pantauan petugas di Pelabuhan Teluk Dalam, air sempat surut dan normal seperti biasa. Sampai saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan dan tim BPBD Kabupaten Nias Selatan terus melalukan asesmen dan meminta masyarakat tetap waspada.
Wilayah terakhir merasakan guncangan gempa yaitu Kota Gunung Sitoli, Sumatera Utara. Masyarakat panik dan keluar rumah setelah merasakan guncangan selama 10-15 detik, namun tidak ada warga mengungsi. BPBD Kota Gunung Sitoli melakukam monitoring lapangan sambil memberikan imbauan pada masyarakat setempat.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan informasi peringatan dini terkait potensi gelombang tsunami atas gempabumi M 7.3 dari lepas pantai sebelah barat Sumatera Barat. Namun peringatan tsunami itu berakhir sekitar pukul 05.17 WIB.
BMKG mencatat adanya gempabumi susulan berskala magnitudo 5 berpusat di 0.88 LS dan 98.52 BT di kedalaman 12 kilometer. Gempa susulan itu terjadi sekitar pukul 05.19 WIB atau selang dua jam setelah gempa sebelumnya.
Sementara, Abdul Muhari menambahkan, dalam mengantisipasi terhadap potensi dan ancaman bencana yang dapat ditimbulkan gempa maka BNPB mengajak masyarakat agar tidak perlu panik. Namun tetap meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap potensi gempa susulan.
Peringatan dini gempa dapat dibuat memanfaatkan barang-barang mudah dijumpai di rumah seperti menyusun kaleng secara bertingkat. Tujuannya dapat menjadi ‘alarm’ apabila terjadi gempa.
“BNPB mengimbau agar masyarakat dapat memastikan jalur evakuasi keluar dari rumah aman, jangan sampai barang-barang besar seperti lemari, kulkas, meja dan lainnya menghalangi proses evakuasi tuk keluar rumah saat terjadi gempa,” imbaunya.
“Khusus bagi masyarakat tinggal di wilayah pesisir perhatikan bila terjadi gempa yang berlangsung lebih dari 30 detik, maka diharapkan segera menuju ke tempat lebih tinggi guna menghindari kemungkinan terjadinya tsunami,” pungkasnya. (Joesvicar Iqbal)