IPOL.ID – Badan-badan bantuan bersiap untuk apa yang diperkirakan menjadi eksodus besar-besaran dari 800.000 pengungsi dan mereka yang kembali melarikan diri dari Sudan yang dilanda perang, untuk mencari keselamatan ke negara-negara tetangga.
Itu terjadi ketika lembaga dan mitra kemanusiaan PBB menghadapi kekurangan dana yang parah.
“Sampai pagi ini, seruan bersama bagi pengumpulan $1,75 miliar tahun ini untuk Sudan hanya didanai 14 persen,” kata Jens Laerke, juru bicara Organisasi untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan atau OCHA dilansir dari VOA Indonesia, Rabu (3/5).
“Dengan kata lain, badan kemanusiaan PBB dan mitra kami menghadapi kesenjangan pendanaan sebesar $1,5 miliar”, tambahnya.
Badan pengungsi PBB melaporkan, lebih dari 100.000 pengungsi Sudan melarikan diri ke negara tetangga sejak pertempuran meletus antara tentara Sudan dan Pasukan Dukungan Cepat pada 15 April.
Namun keadaan berubah cepat. Kekerasan meningkat di ibu kota, Khartoum, dan di seluruh negeri. Rakyat berjuang untuk memperoleh air, bahan bakar, dan kebutuhan penting lainnya, sehingga mendorong semakin banyak orang yang putus asa melarikan diri demi keselamatan hidup mereka.
Menanggapi krisis kemanusiaan ini, Badan Pengungsi PBB atau UNHCR menyusun rencana keuangan dan operasional. UNHCR mencatat negara-negara tetangga Sudan telah menampung banyak pengungsi dan pengungsi dalam negeri dari krisis sebelumnya.
Negara-negara itu akan memerlukan dukungan tambahan untuk memberi perlindungan dan bantuan kepada ribuan pencari suaka yang baru tiba. (VOA Indonesia/Far)