Proyek ini lalu memakai kamera dengan sinar inframerah, alat pemantau audio, cloud, dan AI untuk mengumpulkan, memonitor, dan menganalisis data akustik serta visual. Data ini juga menjadi dasar bagi para pakar ketika mempelajari keberadaan 25 spesies, dan salah satu di antaranya adalah jaguar Amerika Utara yang terancam punah—spesies payung yang mengindikasikan kondisi kesehatan ekosistem secara keseluruhan. Data yang terkumpul lantas diproses platform ModelArts AI buatan Huawei dan platform Arbimon AI milik Rainforest Connection.
“Kami harus mengunggah data pada platform big data mengingat banyaknya volume informasi yang diterima,” ujar Joaquin Saldana, Director, Strategy Marketing, Huawei Latin America. “Kami harus memprosesnya dengan sangat cepat melalui kecerdasan buatan. Lalu, kami mulai mempelajari data tersebut dan mendeteksi hewan yang menarik minat kami.”
Selain C Minds dan Huawei Mexico, mitra proyek ini juga mencakup International Union for Conservation of Nature (IUCN), Polytechnic University of Yucatan, Rainforest Connection, instansi pemerintah Yucatan, serta kelompok masyarakat lokal.