IPOL.ID – Selama bertahun-tahun para pakar komputer dan ilmuwan politik yang melek teknologi telah memperingatkan bahwa piranti “artificial intelligence” (AI) atau kecerdasan buatan yang murah dan kuat akan segera memungkinkan siapa pun untuk membuat foto, video, dan audio palsu yang cukup realistis untuk menipu pemilih, dan bahkan mungkin mempengaruhi proses pemilu.
Gambar sintetik yang muncul seringkali masih kasar, tidak meyakinkan, dan biaya produksinya mahal, terutama jika dibandingkan dengan begitu mudah dan murahnya disinformasi disebarluaskan di media sosial. Tetapi ancaman yang ditimbulkan AI dan apa yang disebut sebagai “deepfake” ini hanyalah soal waktu.
Piranti AI generatif yang canggih saat ini dapat mengkloning suara dan foto manusia secara sangat realistis dalam hitungan detik, dengan biaya minimal. Ketika digabungkan dengan algoritma media sosial yang kuat, maka konten palsu yang dibuat secara digital ini dapat menyebar dengan sangat cepat, menarget audiens yang sangat spesifik, dan membawa trik-trik kotor kampanye ke titik terendah baru.