Persamaan keduanya, menurut Umar, adalah modal simbolik atau legitimasi kandidasi Prabowo sebagai Capres 2024. Golkar memiliki 85 kursi DPR RI dan PKB memiliki 58 kursi, sementara Gerinda memiliki 78 kursi. Baik Golkar maupun PKB jika bergabung dengan Gerinda maka sudah memenuhi persyaratan minimal 20 persen jumlah kursi di DPR.
Selain modal simbolik, Airlangga juga memiliki modal sosial dengan basis massa Golkar yang solid, terutama di luar Jawa. Posisi ini dibuktikan dari 269 kursi DPR yang diperebutkan di luar Jawa Golkar di tahun 2019 berhasil mendapatkan 16.35 persen (44 kursi).
Saya juga menilai Airlangga dan Golkar memiliki modal ekonomi yang kuat, cocok untuk mendukung pendanaan politik kandidasi yang tidak membutuhkan dana sedikit.
Sedangkan potensi yang bisa diambil dari Muhaimin Iskandar adalah mendulang suara dari wilayah sdengan kontribusi besar di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Berdasarkan data pemilu 2019, Prabowo di Jawa Tengah kalah selisih 11.881.104 suara dan di Jawa Timur sebesar 7.790.421 suara. Jika dikalkulasikan di dua provinsi ini Prabowo kalah hampir 20 juta suara.