“Pertama, sejauh ini Anies memang lebih banyak menampung suara kritis pada pemerintah. Mereka yang kurang puas pada kinerja pemerintah, cenderung memilih Anies. Sebaliknya, yang puas pada kinerja pemerintah cenderung tidak memilih Anies. Masalahnya, sekarang tingkat kepuasan publik pada kinerja pemerintah semakin membaik, bahkan di atas 75 persen beberapa bulan terakhir,” terang Saidiman.
Lalu, ia mengatakan Anies melakukan sosialisasi yang cukup masif sejak Oktober 2022 pasca deklarasi oleh NasDem. Kendati demikian, Saidiman menilai sosialisasi tersebut lebih banyak terjadi di wilayah perkotaan di mana Anies sudah cukup populer.
Menurut Saidiman langkah itu tidak menambah kedikenalan Anies. Alasan ketiga yang disebut Saidiman adalah adanya peningkatan suara dan dukungan pada kompetitor, terutama Prabowo dan Ganjar. Hal ini berpengaruh dengan dukungan kepada Anies.
Oleh karena itu, menurut dia, Anies mesti melebarkan jangkauan sosialisasinya ke daerah lain, yakni pedesaan.
“Untuk menaikkan suara, dia perlu lebih menjangkau wilayah pedesaan dan kelompok masyarakat yang secara sosiologis masih rendah, misalnya pada masyarakat dengan etnis Jawa dan Islam tradisionalis,” jelas Saidiman. (bam)