Di Serikat Petani Pasundan (SPP), Nissa mulai melakukan pendampingan pemberdayaan ekonomi untuk petani. Caranya dengan menginisiasi gerakan bertani organik. Adapun mitranya adalah para petani di Kecamatan Bayongbong dengan obyek padi maupun palawija. Gerakan yang didorong Nissa dianggap berhasil. Mayoritas petani di Bayongbong beralih dari menggunakan bahan kimia ke pupuk organik. Nissa juga sukses membantu petani menggarap perkebunan Jangkurang di Kecamatan Leles, Sagara di Cibalong, dan Bunisalirenda di Sisompet.
Tak hanya itu, wanita 45 tahun ini berhasil memberikan pemahaman keseteraan gender kepada istri para petani. Para perempuan di desa diajarkan membantu suami mereka bercocok tanam. Ketika para suami mencari kerja di kota, para wanita di desa menjaga pemeliharaan tanaman. Biasanya, kaum Adam baru pulang kampung saat musim panen. Nissa pun mendirikan Yayasan Pengembangan Masyarakat. Lembaga ini berfungsi mendidik keluarga petani.
Nissa juga mendorong kaum hawa untuk lebih berperan di Serikat Petani Pasundan. Walhasil, sebanyak 30 persen kepengurusan SPP di tingkat pusat diduduki wanita. Mereka mengurusi anggota Serikat Petani Pasundan yang jumlahnya menembus 100 ribu orang di Garut, Ciamis, Pangandaran, dan Tasikmalaya.