IPOL.ID – Ideologi-ideologi besar di dunia mati bergelimpangan, akan tetapi dari banyaknya ideologi tersebut yang masih hidup dan menang adalah ideologi kapitalisme dan liberalisme.
Namun, menurut Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, akan tetap ada kecenderungan terhadap sosialistik maupun kapitalistik. Dalam benturan dua ideologi itu, Islam berada di antara sosialisme dan kapitalisme.
“Islam itu eklektik atau jalan tengah, tapi tidak betul-betul lurus di tengah karena linier, jadi kanan-kiri dinamis.” Ungkapnya Haedar pada, Sabtu (13/5) dalam Dialog Ideopolitor di UNISA.
Dalam pandangan Haedar, termasuk Al Ma’un merupakan titik temu antara si kaya dan si miskin. Guru Besar Sosiologi ini menegaskan bahwa Teologi Al Ma’un tidak pro dhuafa’-Mustadh’afin dan anti aghnia.
“Tetapi merupakan titik temu menjadi wasilah antara aghnia dan dhuafa, lewat sebuah praksis gerakan.” Ungkapnya.
Terkait itu, Teologi Al Ma’un dipraktikkan oleh dr. Soetomo yang mengandung cinta kasih — welas asih. Ajaran itu melintas bagi siapapun. Memihak yang lemah namun tidak serta Kerta anti kepada yang kuat.