Meskipun ada peningkatan signifikan dalam jumlah medali emas, menurut Oegroseno, alangkah bijak dan elegan, penilaian itu dilakukan secara terbuka dan biarkanlah masyarakat yang menilai.
“Jangan sampai kita mengklaim keberhasilan yang semu dan itu sama saja dengan kebohongan publik,”imbuh Oegroseno.
Masih dalam kaitan proses peningkatan prestasi, lulusan Akpol 1978 ini menyebabkan bahwa KOI jangan hanya memiliki misi dan visi perolehan medali saja, tapi harus melihat dari hulu ke hilir proses pembinaan yang dilakukan oleh induk organisasi cabor.
Hampir 4 tahun PP.PTMSI sebagai induk organisasi tenis meja yang legal di dunia dan Indonesia belum pernah menerima kunjungan dan diskusi dengan KOI.
“Kami merasakan KOI itu jauh dari induk organisasi cabor khususnya tenis meja. Hal ini terbukti saat review pra multi event seperti SEA Games dan sebagainya. Seharusnya data Binpres atlet menjadi data base atlet Indonesia yang perlu dikuasai oleh KOI ke depan bersama induk organisasi cabor,”demikian Oegroseno. (bam)