IPOL.ID – Mantan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari Partai Gerindra Mohammad Taufik meninggal dunia di RS Siloam Semanggi, Jakarta Selatan pada Rabu (3/5/2023) malam. Taufik meninggal karena kanker paru, yang kemudian menjalar ke bagian tulang.
Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Dwi Rio Sambodo mengakui, kepiawaian Taufik dalam berpolitik hingga berhasil membawa kemenangan bagi pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno pada Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu.
Tangan dingin Taufik dengan partai koalisi, mampu mengalahkan duet Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang diusung PDIP.
“Sebagai politisi yang berlatar belakang aktivis, almarhum memiliki kapasitas mumpuni dalam mengelola setiap kewenangan, baik di organisasi kepartaian maupun pemerintahan dalam hal ini DPRD,” ujar Rio, Kamis (4/5).
Rio mengungkapkan, kehadiran Taufik cukup mewarnai setiap dinamika di Parlemen Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Bahkan Taufik yang pernah menjadi Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta itu dianggap selalu melahirkan pernak-pernik yang menyegarkan.
“Sebagai pribadi, beliau juga relatif humble kepada siapapun. Aktivitasnya di DPRD juga cukup intens dan tekun,” ucap anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta ini.
Rio mengaku, sering berdiskusi aktif dengan Taufik di forum rapat dewan, salah satunya saat rapat Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) DPRD DKI Jakarta. Tidak hanya rajin mengikuti rapat, Taufik juga dianggap menguasai materi yang dibahas.
“Pernah membahas Raperda inisiatif DPRD tahun 2016 tentang Kawasan Tanpa Merokok dan sempat menunjuk saya sebagai semacam jubir ke media maupun paripurna,” kenang Rio.
Meski pandangan politik berbeda pada Pilkada 2017 lalu, namun dia menyebut hubungan Taufik dengan Fraksi PDIP cukup baik. PDIP maupun Gerindra di bawah komando Taufik, tetap memiliki tujuan yang sama yaitu memikirkan nasib dan kepentingan rakyat Jakarta.
“Soal garis politik ya tetap jalan terus, namun sebagai kolega sesama anggota DPRD yang sering dalam satu forum rapat juga jalan terus. Ada kalanya saling mengkritisi secara keras, adakalanya bersinergi dalam beberapa hal pandangan tentang pembangunan Jakarta,” jelasnya.
Sosok M Taufik sudah malang melintang di dunia politik sejak 1990-an. Sebelum berlabuh dan berkiprah selama 14 tahun di Partai Gerindra, dia pernah menjadi anggota Partai Golkar dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) pada 1998-1999.
Taufik sempat menjadi Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta pada 2003. Saat masih menjabat sebagai Ketua KPU DKI Jakarta, Taufik ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan barang dan alat peraga Pemilu 2004.
Taufik kemudian divonis selama 18 bulan pada 27 April 2004 karena menyebabkan kerugian negara senilai Rp 488 juta. Taufik kemudian bergabung dengan Partai Gerindra sejak partai itu berdiri pada 2008, dan sejak itu karir politiknya melesat.
Dia turut andil dalam pendirian Partai Gerindra di DKI Jakarta. Taufik ditunjuk menjadi Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerindra DKI Jakarta hingga 2020 dan digantikan dengan Ahmad Riza Patria yang saat ini menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Selama menjadi Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta, Taufik dinilai bertangan dingin dan mempunyai sederet prestasi. Contohnya dalam Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada DKI Jakarta 2012 lalu, Taufik berhasil turut memenangkan Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaya Purnama (Ahok).
Sedangkan pada 2017, Taufik yang saat itu masih menjabat sebagai Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta berhasil membawa pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno terpilih sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Selain itu, Taufik juga dinilai berhasil menggenjot perolehan suara dan jumlah kursi Partai Gerindra di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta.
Lantas dia juga dipercaya sebagai Wakil Ketua DPRD DKI 2014-2019 dan kemudian dilanjutkan pada periode 2019.
Posisi Taufik di Gerindra mulai terganggu setelah dicopot dari jabatan sebagai Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jakarta pada April 2022 lalu.
Gerindra menyebut bahwa posisi Taufik digantikan Ketua Fraksi Gerindra DPRD DKI Rani Mauliani.
Menurut Taufik, keputusan pencopotan dirinya dari kursi Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta akibat konflik internal. Salah satunya diduga karena dia sempat mendoakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi presiden Republik Indonesia, saat menghadiri pelantikan Ketua Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Jaya pada 6 Februari 2022 lalu.
“Masak doa saja enggak boleh,” kata Taufik saat itu kepada awak media.
Padahal, Partai Gerindra secara bulat akan mengusung Ketua Umum Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada pemilihan presiden-wakil presiden 2024 mendatang.
Taufik telah mengutarakan dia sudah mantap untuk hengkang dari Partai Gerindra, salah satu alasannya karena ia merasa tidak nyaman terhadap beberapa orang di partai tersebut.
“Di sudut lain ada sikap yang buat saya enggak nyaman. Kalau saya duduk terus di situ sayanya enggak nyaman sayanya enggak produktif. Sayang dong. Ngapain. Jadi beban malah nanti,” kata Taufik dikutip dari acara Gaspol! yang disiarkan di YouTube Kompas.com, Selasa (31/5/2022).
Setelah keluar dari Gerindra, Taufik berencana untuk pindah ke partai yang dinilai memiliki aliran nasionalis, seperti Partai Nasdem. Salah satu alasannya karena Nasdem memiliki arah untuk mendukung Anies maju pada Pemilihan Presiden 2024 mendatang.
“Kebetulan saya melihatnya dekat nih untuk di 2024 ke Anies. Ini agak sejalan dengan pikiran saya. Saya tadi mendoakan Anies,” ujarnya.. (Sofian)