Danielle Stevenson, yang memimpin penelitian itu, mengatakan, teknik-teknik pembersihan hayati seperti itu jauh lebih hemat biaya daripada teknik biasa.
“Kami membersihkan lokasi-lokasi ini dengan menggunakan jamur dan tanaman. Metode pembersihan konvensional hanyalah menggali semua tanah yang terkontaminasi dan membuangnya di tempat lain.”
Menurutnya, pendekatan konvensional tidak benar-benar menyelesaikan masalah dan biayanya pun besar sekali. Timbel dan logam lainnya kemudian dapat diperoleh dari tanaman tersebut dan bahkan digunakan kembali.
Di seluruh AS dan negara industri, tempat komersial yang telah tercemar setelah lewat masa pakainya kerap kali ditelantarkan begitu saja, kata Stevenson. Tanggung jawab untuk membenahinya jatuh pada otoritas lokal yang tidak memiliki cukup dana atau perlengkapan.
Di AS, di mana Badan Perlindungan Lingkungan Hidup mencatat hampir 1.900 lokasi bermasalah, hanya sejumlah kecil proyek pembersihan dilakukan setiap tahun, kata Stevenson. Ia berharap metode yang lebih murah akan memungkinkan lebih banyak lagi lokasi yang dibersihkan.