Prigozhin sebelumnya mengejutkan dunia dengan memimpin pemberontakan bersenjata di Rusia. Namun, ia tiba-tiba membatalkannya saat para pejuangnya telah mendekati ibu kota usai menempuh jarak hampir 1.000 km (600 mil).
Sementara itu, beberapa media melaporkan Prigozhin telah meninggalkan Rostov pada Sabtu (25/6) malam dengan sorakan serta dukungan dari wagra lokal.
Padahal, pada Sabtu siang, Prigozhin mengerahkan pasukan Wagner untuk menduduki markas militer Rusia di Rostov.
Tiga kantor berita utama Rusia pada Senin (26/6) melaporkan kasus kriminal terhadap Prigozhin belum ditutup, meskipun tawaran kekebalan telah dipublikasikan sebagai bagian dari kesepakatan yang membujuknya untuk mundur.
Sebelumnya, Dinas Intelijen Federal Rusia (FSB) mendakwa Prigozhin terkait menyulut pemberontakan bersenjata dan upaya penggulingan kepemimpinan militer Rusia. Dikutip The Moscow Times, dakwaan ini berisi hukuman maksimal 12-20 tahun penjara.
Terpisah, Mikhail Mishustin, yang memimpin kabinet Putin sebagai perdana menteri, mengakui bahwa Rusia telah menghadapi “tantangan terhadap stabilitasnya”, dan menyerukan loyalitas publik.