”Kalau kita ingin melakukan inovasi yang bersifat lebih efisien, salah satu bentuk yang kita adakan adalah transformasi kesehatan yang di dalamnya mencakup transformasi teknologi kesehatan baik itu bioteknologi maupun health technology,” katanya.
Staf Ahli Bidang Teknologi Kesehatan Kemenkes Setiaji mengungkapkan untuk mendukung ekosistem khususnya para inovator di bidang kesehatan, Kemenkes telah melakukan berbagai macam inisiasi salah satunya health Innovation Day.
”Health Innovation Day ini merupakan program inkubasi oleh Kemenkes RI untuk mendukung perkembangan inovasi digital khususnya teknologi kesehatan dan bioteknologi. Total 146 inovator yang mendaftar dalam Health Innovation Sprint Accelerator 2023 in collaboration with East Ventures tahun ini. Jumlah tersebut meningkat dari tahun sebelumnya, yaitu sebanyak 105 peserta,” ungkap Setiaji.
Dari 146 inovator tersebut kemudian dilakukan verifikasi dokumen dan proposal, ecosystem meet-up, hingga terpilih 30 finalis. Selanjutnya terpilihlah 10 inovasi terbaik yang mendapatkan penghargaan langsung dari Kementerian Kesehatan, antara lain CoFilm Antimicrobial Coating (PT Nanoma Teknologi Indonesia), Fatkilla (PT Fit Kikis Lemak), Gizi Nusantara (PT Inovasi Gizi Nusantara), Healthpro.id-PT Inti Buana Kesehatan Nawasena, Neurabot (PT Neura Integrasi Solusi), Nexmedis (PT Ekosistem Kesehatan Indonesia), PathGen (PT Pathgen Diagnostik Teknologi), RADScan, Sepsis 360 (Archipelago Biotechnology Indonesia), dan Vinera (Aruvana).