“Saya kira persyaratan itu tidak bagus dalam perkembangan demokrasi di Indonesia dan olahraga Indonesia harus ditumbuhkan budaya demokrasi yang santun, beretika dan bermartabat.
Oegroseno yang juga Wakil Presiden SEATTA (Federasi Tenis Meja Asia Tenggara) itu menegaskan bahwa usulan penghapusan persyaratan administrasi surat dukungan 30 bukan karena dirinya dijegal maju sebagai bakal calon, tapi semata-mata ingin menegakkan demokrasi yang sehat dalam olahraga Indonesia.
“Sejujurnya Saya juga tau diri nggak bisa menang dari Raja Sapta Oktohari (RSO) dalam Kongres KOI 30 Juni nanti. Sebagai petahana, Beliau jelas lebih banyak diuntungkan oleh situasi termasuk dukungan fasilitas. Namun Saya tetap nekad maju karena ingin menciptakan demokrasi yang sehat di olahraga Indonesia,”tambahnya.
Oegroseno kemudian menyentil petahana RSO yang seolah olah ada kekhawatiran posisinya terancam bila ada pesaing serius di Kongres KOI nanti.
“Kalau merasa mayoritas anggota sudah memberikan dukungan, kenapa harus takut ada calon lain yang kebetulan Saya sendiri maju untuk meramaikan demokrasi,”tandas mantan Kapolda Sumut itu.