IPOL.ID – Komunitas Komite Permainan dan Olahraga Tradisional Indonesia (KPOTI) DKI Jakarta bakal lebih mengenalkan permainan tradisional kepada anak-anak di Indonesia. Sehingga permainan tersebut turun temurun dapat terus dilestarikan.
Arkan, 23, selaku Ketua Sarana dan Prasarana Komunitas Komite Permainan dan Olahraga Tradisional Indonesia (KPOTI) DKI Jakarta menyampaikan, pihak KPOTI bekerjasama dengan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) selama satu bulan ini, sejak tanggal 15 Juni-15 Juli mengisi liburan sekolah anak-anak untuk lebih mengenalkan permainan tradisional kepada anak-anak pengunjung TMII khususnya.
“Agar permainan tradisional ini dapat terus dilestarikan kepada generasi berikutnya dan anak-anak dapat lebih mengenal beragam permainan dari berbagai daerah tersebut,” kata Arkan ditemui ipol.id di kawasan TMII, Jakarta Timur, Selasa (20/6) siang.
Nantinya, sambung Arkan, pihaknya akan mengajak pengunjung TMII untuk supaya mengenal permainan tradisional Indonesia itu.
“Dari komunitas KPOTI sendiri kami membawa permainan tradisional seperti Egrang, Bakiak, Dampu Bulang, Okadal, Congklak, Dampusir, sama Balok,” terang Arkan.
Perlu diketahui bahwa dari beragam permainan tradisional, salah satunya Egrang disebut sebagai salah satu tradisi yang berasal dari Lampung dengan nama Terompang Pancung. Namun Egrang tidak saja dapat ditemukan di Lampung namun juga dapat ditemukan pada beberapa daerah lain di Indonesia.
Egrang adalah sebuah permainan tradisional yang menggunakan sepasang bambu untuk berjalan. Bambu dibentuk seperti tongkat yang memiliki tumpuan kaki yang terbuat dari kayu.
Egrang umumnya dimainkan oleh anak-anak. Egrang juga bisa digunakan dalam atraksi. Permainan Egrang berguna dalam pelatihan pengendalian diri dengan menjaga keseimbangan, kefokusan dan meningkatkan rasa percaya diri sekaligus hiburan bagi anak-anak maupun dewasa.
“Jadi permainan Egrang ini juga dapat melatih keseimbangan tubuh seseorang dan tidak membutuhkan waktu lama untuk memainkannya, saya pun tidak memiliki keseimbangan saat kali pertama memainkannya namun lama kelamaan bisa,” ungkap Arkan.
Lebih lanjut, Arkan menambahkan, selain permainan tradisional yang disebutkan tadi. Pada hari Sabtu-Minggu nanti di TMII, pihaknya akan juga akan mengadakan semacam tarik tambang serta mengadakan lomba layang-layang.
“Dalam memainkan permainan tradisional ini, semua kalangan umur bisa bermain permainan tradisional itu, dari anak SD sampai orang tua bisa memainkannya,” terangnya.
Namun, kata Arkan, lebih dikhususkan kepada anak-anak. Karena seperti diketahui sekarang ini anak-anak sudah jarang mengetahui dan atau bahkan bermain permainan tradisional itu sendiri.
“Anak-anak lebih kenal gadget, dikhawatirkan mereka (anak-anak) bisa terbawa hal-hal media yang negatif, karena terlalu lama bermain handphone. Itu berbahaya bagi mereka,” ujarnya.
“Adanya kami disini (TMII) untuk mengajak anak-anak agar tidak terlalu kecanduan bermain handphone. Anak-anak dapat bermain mainan tradisional bersama teman-teman sebaya dan dapat memunculkan, menambah jiwa sosialnya,” kata Arkan.
Sekadar diketahui KPOTI sudah ada sejak Tahun 2015 dan sudah tersebar di seluruh Indonesia, dan berpusat di Bandung, Jawa Barat. Setiap wilayah KPOTI sudah banyak memiliki keanggotaan dan KPOTI DKI Jakarta sendiri telah memiliki sebanyak 20 anggota.
Biasanya KPOTI DKI Jakarta berkumpul di sekretariat di kawasan Ciracas, Jakarta Timur. (Joesvicar Iqbal)