Persoalannya adalah Hutan Kota Cawang sebagai fasilitas umum yang seharusnya menjadi paru-paru Jakarta tersebut disalahgunakan jadi tempat mesum.
“Kedua di situ aman-aman saja, enggak pernah ada yang kegiatan dari unsur pemerintah atau keamanannya enggak ada,” beber Aman.
Beda dengan hutan kota lain milik Pemprov DKI Jakarta yang dijadikan destinasi wisata, Hutan Kota Cawang sebelumnya memang tidak dijaga petugas pengamanan dalam (Pamdal).
Meski Tim Perintis Presisi Polres dan Satpol PP Jakarta Timur sudah beberapa kali melakukan penggerebekan di lokasi, tapi hal tersebut bukan bersifat pengawasan melekat 24 jam.
Sebab, secara kewenangan Hutan Kota Cawang milik Dinas Pertamanan dan Hutan DKI Jakarta, pihak yang seharusnya menempatkan Pamdal untuk berjaga di lokasi.
“Ketiga karena di situ merupakan komunitas, komunitas mereka sudah di situ. Di sana itu laki-laki semua, tidak ada perempuannya,” tukas Aman.
Berdasar pemeriksaan Tim Perintis Presisi Polres Metro Jakarta Timur terhadap pria penyuka sesama jenis yang terjaring penggerebekan bahkan ditemukan mereka memiliki grup WhatsApp.