Mudahnya masyarakat Indonesia menerima film-film horor, menurut Manoj, tidak lepas dari kebudayaan masyarakat Indonesia yang cenderung percaya pada hal-hal mistis. Banyak orang Indonesia sejak kecil “dicekoki” oleh cerita-cerita hantu atau makhluk halus seperti Ratu Pantai Selatan, genderuwo, kuntilanak, kalong wewe, tuyul, babi ngepet dan lain-lain.
Para orang tua, saat berbagi cerita-cerita seperti itu sering kali tidak memiliki pengetahuan yang memadai untuk menjabarkan kemungkinan adanya penjelasan logis di balik hal-hal supranatural tersebut sehingga cerita-cerita itu tertanam dalam diri anak-anak itu hingga dewasa.
Pendapat itu dibenarkan Nadia Bulkin, penulis cerita-cerita horor sekaligus penggemar fanatik film-film horor. Penulis keturunan campuran Indonesia-Amerika yang kini tinggal di Washington DC ini merujuk pada pengalaman masa kecilnya.
“Anak-anak Indonesia mendapatkan banyak cerita horor ketika mereka masih sangat muda. Saya sendiri mengalami itu. Saya ingat ketika saya masih di sekolah dasar, ada guru yang menawarkan pilihan, ‘Kalian mau main di luar, atau mau mendengarkan cerita tentang hantu.’ Semua anak memilih mendengar cerita-cerita hantu,” jelasnya.