Warga pun sangat terkesan dan mendapatkan pengetahuan tentang cara perakitan alat pengasapan atau fogging yang bisa dibuat dengan bahan-bahan sederhana tersebut.
Dengan adanya kegiatan itu diharapkannya dapat berdampak pada pemutusan mata rantai jentik-jentik nyamuk aedes aegypti.
Seno menyebutkan, kepadatan penduduk seperti kawasan Kemayoran dan perubahan iklim jadi faktor penyebab perkembang biakan nyamuk aedes aegypti sebagai penyebab DBD.
Dia pun berpesan kepada warga untuk meningkatkan kesadaran akan kebersihan lingkungan serta menerapkan gerakan menutup, menguras, dan mengubur (3M).
“Sangat bermanfaat untuk warganya mengingat bulan-bulan ini memasuki musim penghujan. Jadi, alangkah baiknya kita sebagai dari tim Kowarteg melaksanakan kegiatan baksos fogging untuk mencegah peningkatan DBD,” kata Seno.
Salah satu tokoh masyarakat, Siti Komala, 60, mengaku hadirnya sukarelawan Ganjar dapat menginspirasi masyarakat lain untuk sama-sama menjaga lingkungan, seperti halnya mencegah kasus DBD.