Termasuk di dalamnya ada anak isteri. Namun belum diketahui siapa saja yang tinggal di rumah tersebut. Selain itu, ada tiga warung jamu yang beroperasi di samping pos polisi.
“Tahap sosialisasi sudah dilaksanakan dan kini tinggal menunggu instruksi dari UPT Terminal Dinas Perhubungan DKI,” terang Suratman.
Pihaknya pada bulan Juni kemarin sudah melakukan sosialisasi door to door ke para pemilik kios dan penghuni loket yang dijadikan rumah tinggal tersebut. Dia berharap para pemilik kios memahami rencana penataan terminal yang dilakukan oleh jajarannya.
Rencananya, lahan di atas saluran Phb yang saat ini masih berdiri banyak kios, akan dijadikan taman. Sedangkan bangunan bekas loket yang dijadikan rumah tinggal akan diratakan dengan tanah. Selanjutnya, akan dijadikan lajur bus Transjakarta dan angkutan kota.
“Setiap hari, petugas yang mengelola terminal ini ada 12 ASN dari Dinas Perhubungan DKI dan empat tenaga PJLP. Dibantu 10 petugas keamanan dan 22 petugas kebersihan,” ungkap dia.
Sementara, di lahan seluas kurang lebih 54 ribu meter persegi itu, masih banyak beroperasi angkutan umum yang masuk ke dalam terminal ini. Mulai dari bus Transjakarta, Jak Lingko, Mikrolet dan lainnya.