“Sehingga kami memilih Pandawa Ganjar ini terhimpun anak-anak muda Sabang sampai Merauke untuk sama-sama mendorong dan mengawal Pak Ganjar,” ujar dia.
Safas menjelaskan, deklarasi dukungan ini juga merupakan gerakkan untuk mewujudkan persatuan Indonesia di kalangan pemuda-pemudi dalam bingkai kebhinekaan.
Sebagaimana Ganjar yang mewujudkan persatuan itu dengan raihan kota paling toleran di Indonesia versi SETARA Institute selama memimpin Jawa Tengah sebagai Gubernur, yaitu Salatiga, Surakarta, Semarang, dan Magelang.
“Kami mencoba untuk menyatukan konsep perbedaan lintas pemuda maupun lintas kebudayaan. Sehingga gerakkan kebudayaan yang kita bangun ini benar-benar gerakkan orisinal, baik dari Papua, Maluku, Sulawesi, Kalimantan, Jawa, sampai ke Sumatera,” tukasnya.
Gerakkan ini, sambung Safas, juga terinspirasi dari kepemimpinan Ganjar yang adaptif dan masuk kesemua kalangan. Dia pun meyakini sifat tersebut dapat mewujudkan persatuan Indonesia.
“Beliau (Ganjar), tidak kaku, beliau cair. Beliau karakternya merakyat dan suka blusukan. Generasi milenial hari ini menginginkan pemimpin yang menyesuaikan, adaptif dengan perkembangan zaman hari ini. Makanya kami apresiasi kepada Pak Ganjar,” ungkap dia.