IPOL.ID – Pedagang bubur ayam di wilayah Kelurahan Cibubur, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur mengeluhkan adanya kenaikan harga daging ayam dalam dua bulan terakhir, Selasa (11/7).
“Ya, omzet saya berkurang 30 sampai 40 persen. Karena pendapatan tidak sebanding sama modal untuk belanja daging ayam yang sekarang lebih mahal,” ungkap pedagang bubur ayam, Asep di Pasar Cibubur, Selasa (11/7).
Lantaran kenaikan harga daging ayam yang sebelumnya Rp45 ribu menjadi Rp50 ribu per kilogram sehingga omzet penjualan dia menjadi menurun hingga 40 persen.
Setiap harinya Asep harus membeli tiga kilogram daging ayam atau harus merogoh Rp150 ribu per hari untuk memenuhi kebutuhan berdagangnya.
Asep yang setiap harinya membeli daging ayam di Pasar Cibubur menambahkan, untuk menyiasati kenaikan harga dia hanya dapat mengurangi porsi, per mangkuk.
Namun solusi itu rasanya hanya bersifat atau kemungkinan bertahan sementara, sehingga dia berharap pemerintah cepat mengambil langkah agar harga daging ayam turun, tidak memberatkan pedagang seperti dirinya.
“Maunya ya harga ayam turun. Kalau terus mahal seperti sekarang memberatkan masyarakat. Apalagi pedagang kecil seperti saya,” harap Asep.
Sementara itu, di tengah mahalnya harga ayam pedagang bubur ayam seperti Asep tidak dapat menaikkan harga jual. Pertimbangannya untuk menjaga pelanggan agar tidak hilang atau kabur.
“Kalau dinaikkan pasti pelanggan kabur. Karena saya kan jualan di kampung (permukiman padat penduduk), pembeli dari mulai anak-anak sampai orang tua. Porsi belinya kan juga beda-beda,” tutup Asep. (Joesvicar Iqbal)