IPOL.ID – Imbas mahalnya harga ayam mencapai Rp60 ribu, para pedagang Warung Tegal (Warteg) memilih mengecilkan ukuran menu olahan daging ayam.
Ketua Komunitas Warteg Nusantara (Kowantara), Mukroni mengatakan, langkah mengecilkan ukuran daging (ayam) untuk menu ini sebagai pilihan untuk menyiasati mahalnya harga ayam dalam kurun waktu dua bulan terakhir.
“Sementara ayam dikecilkan, yang tadinya dipotong sembilan, (sekarang) bisa dipotong 12 untuk menyesuaikan naiknya harga,” ungkap Mukroni saat dikonfirmasi wartawan di Jakarta Timur, Senin (3/7).
Para pedagang Warteg, lanjutnya, memilih mengecilkan ukuran menu olahan daging ayam, karena bila mereka menaikkan harga akan memberatkan daya beli masyarakat.
Sedangkan daya beli masyarakat hingga kini belum pulih dari dampak Covid-19, sehingga pilihan menaikkan harga dikhawatirkan justru berisiko membuat pembeli pergi.
“Harga (ayam) sudah dua bulan merangkak sampai ke harga Rp60 ribu per ekor. Itu ukuran 1 sampai 1.2 kilogram, sangat memberatkan. Pemerintah tidak sanggup mengendalikan harga,” katanya.
Harga tersebut tentu sangat memberatkan karena untuk ayam ukuran 1 sampai 1.2 kilogram per ekor. Sebelumnya paling mahal hanya Rp35 ribu, tapi kini sudah mencapai Rp60 ribu.
Kenaikan harga ayam itu tidak hanya dikeluhkan para pedagang Warteg, sejumlah pedagang pengecer ayam bahkan sempat melakukan aksi mogok berjualan pada libur Idul Adha 1444 Hijriah.
“Kami memahami (aksi mogok pedagang pengecer ayam) karena langkanya ayam. Itu harusnya bisa diantisipasi pemerintah, dan harus sigap,” tukas Mukroni. (Joesvicar Iqbal)