Leo mengatakan, kondisi lingkungan yang saat ini dalam keadaan tidak sehat.Bencana-bencana hidrometerologi frekwensi dan sebarannya yang semakin meluas, seperti halnya kejadian bencana banjir dan tanah longsor di Bali, yang mengakibatkan 156 rumah terendam, 7 jembatan dan jalan terputus dan 1 orang korban jiwa.
Banyak lagi kejadian bencana yang melanda wilayah kita, termasuk kejadian banjir di kota Makassar, Pangkep Pare-Pare dan beberapa Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan yang terjadi pada akhir tahun 2022 dan awal tahun 2023.
“Bencana-bencana tersebut sebagai dampak dari perubahan iklim yang mana dipicu oleh faktor internal berupa el-nino dan faktor eksternal yang diakibatkan oleh aktivitas manusia dalam bentuk perubahan komposisi udara dan perubahan penggunaan lahan,” terang Leo.
Dia melanjutkan, perubahan alam eksternal berupa aktivitas manusia telah menyebabkan efek gas rumah kaca.
Seperti halnya yang dirasakan saat ini, kenaikan suhu bumi, musim kemarau yang berkepanjangan, pola curah hujan yang tidak teratur dan ekstrim yang akhirnya berdampak pada sektor pangan, kesehatan, dan lainnya.(Yudha Krastawan)