Sebagai persiapan untuk babak penyisihan, tim Kuya Kapal Api melakukan analisis studi kasus dan modelling tanah melalui program Plaxis dan Geoslope. Mereka memelajari materi perhitungan perkuatan lereng dan merumuskan solusi dalam bentuk paper. Pada saat kompetisi, solusi perkuatan lereng yang diusung tim, yaitu soil nailing, gabion, dinding penahan tanah, resloping, serta geotextile. Masing-masing solusi tersebut memiliki perbedaan prinsip.
Selanjutnya, tim memilih satu solusi paling efektif yaitu soil nailing. “Alasannya karena dari sisi harga, ini ekonomis, dan nilai keamanan juga mencukupi,” jelas salah satu anggota tim, Rama.
Sementara pada tahap final, tim mempersiapkan modelling 3D di laboratorium. Variabel tanah dan air dibuat semirip mungkin dengan persoalan studi kasus, yakni menyaring tanah sebanyak 20 kg dan membuat kadar air menjadi kering.
Saat kompetisi final, tim membuat solusi geosintetik yang diberi nama “Geobion“. Solusi ini merupakan pemanfaatan geosintetik dengan jenis geotextile, geogrid, dan bronjong untuk perkuatannya. Tiap geosintetik tersebut memiliki kegunaan masing-masing, seperti geogrid sebagai perkuatan tanah, geotextile untuk menahan erosi, serta bronjong untuk menghasilkan lereng yang tegak.