“Seperti saya hari ini menggunakan baju garis-garis, dari konteks komunikasi saya orang Jawa, jadi ada pesan, mencintai seni lukisan itu sendiri,” katanya.
Sama halnya soal seni itu menyuarakan, memiliki makna dan narasinya agar dapat dimengerti. “Apalagi sekarang eranya komunikasi, jadi harus membranding lukisan,” tandasnya.
Dari sosial, para seni perupa juga membutuhkan ruang untuk memamerkan hasil karya terbaiknya.
“Bagaimana produk seni itu dapat membuat lebih baik masyarakat, memerlukan isoteris hingga memiliki makna. Benda lama pusaka saja banyak orang suka apalagi seni dan atau lukisan ini,” katanya.
Sementara, Department Head Grand ITC Permata Hijau, Teodorus Eko Purbowicono mengatakan, sebelum ramai pameran karya seni seperti sekarang ini, pihaknya tak hanya fokus pada aktivitas jual beli, melainkan menghadirkan aktivitas memanjakan para pengunjung hingga para pelaku dan peminat seni.
“Kami harap pameran karya Tanpa Batas #1 dapat menjadi tempat rekan-rekan pelaku seni terutama dari daerah dalam memamerkan karya-karya mereka lebih luas kepada masyarakat,” ucap Teodorus.