“UMKM di sektor peternakan umumnya beroperasi di skala desa, dan masih minim tersentuh oleh layanan keuangan inklusif maupun teknologi. Lewat kerja sama ini, peternak dapat mengakses layanan keuangan inklusif dari Amartha sekaligus mengadopsi teknologi smart farming yang disediakan oleh BroilerX. Sehingga tercipta iklim kolaboratif yang saling menguntungkan dengan pemanfaatan teknologi, yang diharapkan dapat menciptakan kesejahteraan yang merata,” katanya lagi.
Sistem pembiayaan yang digunakan dalam kolaborasi ini berbeda dengan sistem tanggung renteng yang selama ini dipakai Amartha untuk menyalurkan modal ke perempuan pengusaha ultra mikro.
Para peternak ayam dapat mengajukan pembiayaan yang digunakan untuk membeli peralatan ternak berbasis teknologi dari BroilerX, sehingga dapat meningkatkan kapasitas produksi.
Selain itu, para peternak juga memiliki tenor pembiayaan yang berbeda dengan mitra perempuan binaan Amartha. Melalui program Kemitraan Partner Farming, peternak dapat memilih tenor pembiayaan yang lebih singkat sesuai masa panen di sektor peternakan, yaitu mulai dari 45 hari sampai 90 hari. Dalam menyalurkan modal bagi peternak ayam, Amartha memanfaatkan teknologi risk-profiling